Jurnal Sitakara
Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sitakara

PENERAPAN KONSEP HASTHA SAWANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MENARI

Efita Elvandari (Unknown)



Article Info

Publish Date
13 Feb 2017

Abstract

AbstrakHastha Sawanda adalah delapan unsur dalam bidang seni tari yang merupakan syarat mutlak untuk diperhatikan oleh seorang penari. Dalam ensiklopedi Tari  Indonesia dijelaskan bahwa Hastha Sawanda adalah istilah dalam seni tari Jawa (Surakarta), terdiri atas kata Hastha yang berarti delapan  dan Sawanda yang berarti unsur. Hastha Sawanda terdiri dari (a) pacak, (b) pancat, (c) ulat, (d) wiled, (e) luwes, (f) lulut, (g) wirama, dan (h) gendhing. (Depdikbud Jakarta, 1985: 4)  Konsep Hastha Sawanda pertama kali muncul pada tahun 1950 dalam sarasehan tari yang dihadiri oleh dewan ahli tari Himpunan Budaya Surakarta. Dalam sarasehan tari yang diikuti oleh dewan ahli di organisasi kesenian tersebut, diduga oleh S. Ngaliman bahwa konsep Hastha Sawanda yang telah dikemukakan adalah konsep R.T. Koesumokesowo, karena ia paling banyak menjelaskan tentang Hastha Sawanda, bahkan menurut Ny. Sri Sutjiati Djoko Suhardjo, yang merupakan penari dan tokoh tari gaya Surakarta juga menyatakan bahwa pencetus konsep Hastha Sawanda adalah R.T. Koesumokesowo (mertuanya), mengingat yang menjelaskan pengertian Hastha Sawanda secara rinci kepadanya adalah R.T. Koesumokesowo. Kajian  ini bertujuan untuk menguraikan penerapan konsep Hastha Sawanda yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kemampuan (seseorang) dalam menari.Kata kunci: konsep Hastha Sawanda, kemampuan menari

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

sitakara

Publisher

Subject

Arts Education

Description

Sitakara Journal provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones which discusses culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching and learning media, learning approaches, comparison, ...