GEMA TEOLOGIKA : Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Vol. 2 No. 1 (2017): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian

Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita: Dialog Misi Penginjilan Kristen dengan Dakwah Islam Menggunakan Pendekatan Teologi Interkultural dalam Konteks Indonesia

Daniel Syafaat Siahaan (Gereja Ketulusan Hati Indonesia Medan)



Article Info

Publish Date
28 Apr 2017

Abstract

Abstract Evangelism and da'wah are two obligations or responsibilities of people, Christians and muslims. I wonder how long these two religions involved in a "cold war" or even a real war, because of arrogant fundamentalist notion. Arrogant because with full consciousness has monopolized the truth, and act like they own the only true God. God has been reduced to their own and considers others deify the wrong god. As a result, the shape of evangelism is not far from the impression of christianization, and the form of da'wah not far from the impression of islamization. Whereas, we find the plural phenomenon in Indonesia. In fact, with the philosophy of Bhinneka Tunggal Ika, Indonesian society should be able to appreciate and preserve otherness in harmony better. But reality says different. Christianization and islamization, plural occurs. Intention to write this article, arose from this concern. How evangelism and da'wah should be done in the context of the plurality of Indonesia, so in the end, You and I become Us. Abstrak Misi penginjilan dan dakwah merupakan dua kewajiban atau tanggung jawab umat Kristen dan Islam. Entah telah berapa lama dua agama ini terlibat "perang dingin" atau malah perang nyata, dikarenakan pemahaman fundamentalis yang arogan. Arogan karena dengan kesadaran penuh telah memonopoli kebenaran dan bertindak seolah Tuhan yang benar hanyalah miliknya. Tuhan telah direduksi menjadi miliknya sendiri dan menganggap orang lain telah mempertuhankan tuhan yang salah. Alhasil, bentuk misi penginjilan tak jauh dari kesan kristenisasi, dan bentuk dakwah tak jauh dari kesan islamisasi. Fenomena demikian jamak kita temukan di Indonesia. Padahal, dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika, harusnya masyarakat Indonesia lebih mampu menghargai keberbedaan dan melestarikannya dalam harmoni. Tetapi, sering kenyataan berkata lain, kristenisasi dan islamisasi, jamak terjadi. Dalam keprihatinan demikianlah lahir niatan untuk menulis artikel ini. Bagaimana misi penginjilan dan dakwah harusnya dilakukan dalam konteks plural Indonesia, sehingga pada akhirnya, aku dan kamu bisa menjadi kita.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

gemateologika

Publisher

Subject

Religion Humanities Social Sciences

Description

GEMA TEOLOGIKA receives articles and book reviews from various sub disciplines Theology, particularly contextual theology Divinity Studies in the context of socio cultural religious life Religious Studies Philosophy of Religion Received articles will be reviewed through the blind review process. The ...