TADBIR: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan
Vol 1, No 2 (2019): Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan

Kebijakan Kerukunan Multikultur Dalam Merajut Toleransi Umat Beragama (Studi atas Pemolisian Kasus Azan di Tanjung Balai Sumatera Utara )

Daulay, Hamdan (Unknown)



Article Info

Publish Date
31 Dec 2019

Abstract

Wacana tentang kerukunan dan toleransi sudah menjadi pembicaraan panjang di Indonesia. Kerukunan di tengah multikultur yang ada di tanah air menjadi modal penting penguat persatuan. Sejarah kelam bangsa ini yang terpuruk dalam belenggu penjajahan adalah karena rapuhnya persatuan. Perbedaan, manakala dikelola dengan baik akan bisa menjadi dinamika yang indah, bagaikan bunga di taman yang dihiasi dengan berbagai warna. Demikian pula sebaliknya, manakala perbedaan salah kelola, akan bisa menjadi prahara yang menakutkan dan akan membuat sesama anak bangsa terjebak dalam konflik berkepanjangan. Prahara yang menakutkan atau taman yang indah dalam kehidupan, merupakan suatu pilihan. Namun bagi masyarakat yang menghargai nilai-nilai budaya dan keindahan, tentulah akan memilih taman yang indah, yaitu kondisi masyarakat yang penuh warna, namun saling menghargai dan penuh toleransi.Penelitian tentang kebijakan kerukunan multikultur, perlu terus dilanjutkan, karena  kerukunan akan berjalan dinamis sesuai dengan kondisi perkembangan budaya masyarakat. Kerukunan yang terusik di Tanjung Balai misalnya karena kasus azan menjadi diskusi yang menarik. Masyarakat Tanjung Balai yang selama toleran dan rukun  berubah menjadi pemarah, tentu menarik untuk diteliti.  Dari kasus azan yang menjadikan Meiliana tersangka cukup menarik dan banyak pelajaran yang bisa diambil untuk penguatan kerukunan umat beragama. Perlu saling memahami dan menghargai di tengah perbedaan yang ada agar terwujud toleransi dan kerukunan yang kokoh. Kebijakan kerukunan multikultural sesungguhnya sudah menjadi kebijakan nasional yang sudah dilakukan sejak lama. Walaupun berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai dialog agama secara kontiniu, namun potensi konflik selalu ada di tengah masyarakat. Dalam kasus Tanjung Balai, faktor media sosial yang ikut andil menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian menjadi bagian penting pemicu munculnya kemarahan massa. Ketika setiap orang yang menggunakan media sosial berperan sebagai wartawaan dan begitu saja menyebarkan berita tanpa mencermati kebenarannya tentu sangat berbahaya. Untuk menciptakan kondsi rukun dan damai di masyarakat, bisa dipengaruhi oleh jujur tidaknya pemberitaan yang dibuat oleh media. Manakala media menyampaikan berita yang jujur bisa menjadi bagian dari penguatan kerukunan. Namun manakala media menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah akan menyesatkan dan menjadi prahara dan konflik bagi masyarakat.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

Tadbir

Publisher

Subject

Religion Humanities Social Sciences

Description

TADBIR: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan merupakan wadah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Jurnal ini memiliki skop dan fokus pada Manajemen Dakwah (Tabligh, Cerama, Khotbah dan Kegiatan Dakwah atau Syiar Islam ...