Salah satu komponen dalam proses produksi yang harus diperhatikan dalam proses aplikasi green chemistry di industri adalah zat warna. Pewarna yang lebih banyak digunakan selama ini adalah jenis pewarna sintetis karena harganya yang lebih murah. Namun, pewarna sintetis ini memiliki kekurangan yaitu berbahaya bagi lingkungan dan dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia jika digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Zat warna alami merupakan solusi dari permasalahan tersebut, salah satu pewarna alami adalah tanin yang dapat diekstraksi dari daun Averrhoa bilimbi. Ekstraksi dilakukan dengan metode solid-liquid extraction dengan menggunakan alat soxhlet. Pelarut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada hasil ekstraksi. Penelitian ini mempelajari efek dari jenis pelarut yaitu etanol, etanol/air dengan komposisi 90/10 (v/v) dan etanol/air dengan komposisi 80/20 (v/v). Ekstraksi dengan ketiga pelarut dilakukan pada waktu 30, 60, 120, 240, dan 480 menit. Pelarut etanol/air dengan komposisi 90/10 (v/v) memberikan waktu ekstraksi lebih singkat yaitu 60 menit dengan kadar tanin sebesar 5,509% ± 0,125. Sedangkan pelarut etanol mencapai kadar tanin 5,489% ± 0,073 dengan waktu ekstraksi yang lebih panjang yaitu 480 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pelarut berpengaruh pada ekstraksi tanin dikarenakan kelarutan senyawa tanin menjadi lebih cepat ketika ditambahkan air sebagai pelarut.Kata Kunci: Tanin, Averrhoa bilimbi, ekstraksi, soxhlet, pelarut
Copyrights © 2020