Menjalankan peran sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan keterbatasan fisik, perilaku, dan emosi di SLB menjadi tantangan tersendiri karena diperlukan penanganan yang berbeda-beda disesuaikan dengan keterbatasan dari masing-masing anak didik. Tuntutan kerja dan tanggung jawab guru pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki potensi guru melakukan turnover. Turnover merupakan keputusan akhir seseorang untuk meninggalkan pekerjaannya yang didahului oleh intention to leave. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh makna kerja dan resiliensi terhadap intention to leave dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan objek penelitian Sekolah Luar Biasa Negeri yang ada di Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan cara membagikan kuesioner kepada 49 guru berstatus kepegawaian honorer di 4 SLB Negeri di Yogyakarta. Analisis data PLS_SEM dilakukan dengan software SmartPLS 3.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Makna Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. (2) Resiliensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. (3) Kepuasan Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Intention to leave. (4) Makna Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Intention to leave. (5) Resiliensi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Intention to leave. (6) Kepuasan Kerja terbukti memediasi hubungan Makna Kerja terhadap Intention to leave. (7) Kepuasan Kerja terbukti memediasi hubungan Resiliensi terhadap Intention to leave.
Copyrights © 2020