AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA
Vol 10, No 2 (2020)

Dari Orang Belanda Sampai Elit Bumiputera: Kajian Sejarah Freemasonry di Kota Cirebon 1900-1942

Asep Ahmad Hidayat (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Faizal Arifin (Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul '
Ulum)

Tia Ruli Dais (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Endang Sari Wahyuni (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)



Article Info

Publish Date
29 Jul 2020

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi penemuan keramik bersimbol Freemasonry pada makam Sunan Gunung Jati. Sebagai sebuah gerakan yang menentang doktrin keagamaan, Freemasonry seringkali berkonfrontasi dengan kelompok-kelompok agama namun simbol Freemasonry ditemukan di makam tokoh besar penyebar Islam yang berada di Cirebon, kota para wali. Sehingga diperlukan kajian historis untuk mengetahui perkembangan Freemasonry sebagai organisasi rahasia pada masa Hindia Belanda dan bagaimana gerakan tersebut diorganisasikan sampai ke seluruh kota-kota yang dikuasai Belanda dan diharapkan membendung potensi perlawanan dari pusat penyebaran Islam tertua di Jawa yaitu Cirebon. Freemasonry adalah perkumpulan rahasia yang kontroversial, didirikan tahun 1717 dan menyebar ke Belanda tahun 1756. Penelitian Th. Stevens dan Hylkema, menunjukkan bahwa di Hindia Belanda, Freemasonry telah berdiri sejak 1767 dan pernah memiliki 25 loji dengan 1.500 anggota, namun belum membahas perkembangannya di Cirebon. Penelitian bertujuan mengungkapkan sejarah sosial tentang bagaimana perkembangan Freemasonry dalam kajian sejarah lokal dengan bersumber pada arsip-arsip kolonial dan menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Freemasonry memiliki cabang dengan nama "Vrijmetselaar-Kring Cheribon" yang didirikan orang-orang Belanda tahun 1920. Pada perkembangan selanjutnya, terdapat Freemason yang berasal dari elit bumiputera adalah R. M. A. Pandji Ariodinoto, Bupati Cirebon tahun 1920-1927. Freemasonry memiliki peranan penting untuk mendukung kepentingan-kepentingan Kolonialisme Belanda. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses kolonialisasi dilakukan juga melalui peran perkumpulan masyarakat yang secara struktural tidak terikat terhadap Pemerintah Kolonial seperti Freemasonry, bahkan memiliki jaringan di ‘kota wali’ yang dikenal religius yaitu Cirebon.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

JA

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Social Sciences

Description

Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya is a biannual journal, published by Universitas PGRI Madiun on January and July, with regitered number ISSN 2087-8907 (printed), ISSN 2502-2857 (online). Agastya provides a forum for lecturers, academicians, researchers, practitioners, to deliver and share ...