SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan
Vol 4, No 1 (2020): November

PENGOLAHAN LABU KUNING MENJADI BERBAGAI PRODUK OLAHAN PANGAN

Tanwirul Millati (Universitas Lambung Mangkurat)
Udiantoro Udiantoro (Universitas Lambung Mangkurat)
Raihani Wahdah (Universitas Lambung Mangkurat)



Article Info

Publish Date
01 Nov 2020

Abstract

ABSTRAKKecamatan Daha Selatan kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan merupakan daerah penghasil labu kuning. Selama ini labu kuning hanya dimanfaatkan untuk campuran sayuran dan kue tradisional, seperti nagasari. Untuk  meningkatkan nilai tambah dan penganekaragaman pangan lokal berbasis labu kuning dilakukan pelatihan mengenai pengolahan  labu kuning. Pengolahan labu kuning dibagi menjadi dua tahap, yaitu  pengolahan labu kuning menjadi tepung dan pengolahan  tepung labu kuning menjadi cake, kue kering, dodol dan kerupuk. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberi ketrampilan  dan pengetahuan pengolahan labu kuning kepada masyarakat dengan harapan dapat dikembangkan sebagai sumber ekonomi keluarga. Kegiatan ini diikuti oleh 22 peserta yang mewakili lima desa yang ada di kecamatan Daha Selatan. Hasil  kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk mengolah labu kuning menjadi beberapa produk olahan  karena selain warna produknya menarik (kuning), rasanya enak dan produk olahan bermacam-macam. Produk olahan labu kuning oleh peserta  akan diikutkan dalam pameran pembangunan  yang diadakan di tingkat provinsi. Kata Kunci: labu kuning; nilai tambah; pangan lokal; penganekaragaman pangan; produk olahan  pangan. ABSTRACTDaha Selatan, Hulu Sungai Selatan District, South Borneo is a sub district which produce pumpkin. Thus far, pumpkin is only used as vegetable mixture and traditional cake, such as Nagasari. The added value and diversification of pumpkin-based products can be increased by training in pumpkin processing. There is two step of pumpkin processing. First step is to processed pumpkin into flour and then the flour could be used to made food products such as, cake, cookies, dodol and crackers. The purpose of this activity is to provide the community with skills and knowledge in processing pumpkin with the expectation it can be developed as a source of family economy. This activity was attended by 22 representatives from five villages in Daha Selatan. The result of this activity show the community processed pumpkin with enthusiasm into various products because it has appealing color (yellow) and tastes good, beside that the products could be has more variance. Pumpkin product processed by participant would be included in development exhibition held at the provincial level. Keywords: pumpkin; added value, local food; food diversification; food products.

Copyrights © 2020