Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
2020: JKM EDISI KHUSUS SEPTEMBER 2020

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Anggota Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kebumen Tentang Bantuan Hidup Dasar

Dwi Agustina (Departemen Keperawatan Gawat Darurat, Prodi Keperawatan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto,Jawa Tengah, Indonesia)
Endiyono Endiyono (Departemen Keperawatan Gawat Darurat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto,Jawa Tengah, Indonesia)



Article Info

Publish Date
01 Oct 2020

Abstract

 THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON KEBUMEN TRAFFIC POLICES' LEVEL OF KNOWLEDGE AND SKILL ABOUT BASIC LIFE SUPPORT ABSTRACTDwi Agustina1 Endiyono2Departmen of nursing, Faculty of Health Science, Muhammadiyah University Purwokertoe-mail: dwiagustina315@gmail.comMuhammadiyah University Purwokerto; Sokaraja, Banyumas  Background: Traffic accident victims will get worse or lead to death if the accident is not handled quickly and properly. The proper handling, the first one hour for saving the victims, can reduce up to 85% mortality.Objective: To determine the effect of health education on Kebumen police's level of knowledge and skill about basic life support.Method: This is a quantitative research using pre-experimental with one group pre and post-test without control group design. The population includes all Kebumens traffic officers as many as 80 officers. There were 30 samples, which were taken through kuota sampling.Result: The research result shows that the respondents are 20-40 years old. There are 23 male respondents. There are 23 respondents whose education degree is senior high school. There are 17 respondents whose length of service is 5 years. The level of traffic polices knowledge before being given health education is 13 people (poor), 10 people (fair). Meanwhile, their knowledge level after being given the treatment is 6 people (poor), 15 people (fair), 2 people (good). Moreover, the traffic polices skill after being given health education is: 13 people are skilled and 10 people are unskilled.Conclusion: The traffic polices level of knowledge, before and after being given the treatment, belongs to fair category. Moreover, the traffic police officers are categorized as skilled in giving basic life support.Keywords: Basic Life Support, Knowledge, Skill, Traffic Police1. Student of Nursing Study Program Faculty of Health Sciences UMP.2. Faculty of Health UMP Teaching Staff. PENDAHULUANPeningkatan pembangunan kesehatan bagian utama yaitu dalam pelayanan yang bersifat darurat. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan dalam penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan suatu sistem penanganan korban yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan beberapa pihak (Depkes, 2016).Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disengaja dan tidak disangka kejadiannya, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas bisa berupa korban mati, luka berat dan luka ringan (Pamungkas, 2011).Data WHO “Global Status Report on Road 2018” menyebutkan bahwa setiap tahun lebih dari 1,35 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Kawasan di Afrika dikatakan sebagai kecelakaan lalu lintas tertinggi. Sebagian besar (93%) dari kematian ini terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, meskipun negara-negara ini hanya memiliki sekitar 60% kendaraan dunia. Sejumlah negara berpenghasilan tinggi dan menengah telah berhasil mengurangi kecelakaan lalu lintas (meskipun motorisasi meningkat). Membuat jalan lebih aman, membutuhkan peningkatan infrastruktur, membuat kendaraan lebih aman, mengubah perilaku pengguna jalan dan meningkatkan perawatan pasca-kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan kerugian ekonomi bagi para korban dan keluarga mereka, seringkali membuat mereka jatuh miskin (WHO, 2018).Data Korlantas Polri jumlah kecelakaan di Indonesia selama tahun 2018 mencapai 4050 kecelakaan dimana korban meninggal 1144 jiwa, luka berat sebanyak 889 jiwa, dan luka ringan 4612 jiwa. Pelaku kecelakaan lalu lintas di dominasi oleh usia antara 15-19 tahun dengan jumlah 119 jiwa. Hal itu dikarenakan kurangnya pengawasan orang tua terhadap remaja saat ini dan gaya hidup remaja yang sangat tinggi  (Korlantas Polri, 2018).Provinsi Jawa Tengah merupakan Provinsi dengan angka kecelakaan yang cukup tinggi. Dari jumlah data kecelakaan lalu lintas Operasi Patuh Candi 2018, sebanyak 423 kejadian mengalami kenaikan sebanyak 9% dibandingkan dari periode yang sama dari tahun 2017 yaitu sebanyak 392 kejadian. Korban meninggal dunia patuh candi sebanyak 36 orang, mengalami kenaikan sebanyak 12 orang atau 50% dibandingkan dari periode yang sama dari tahun 2017 sebanyak 24 orang. Jumlah korban luka berat operasi patuh candi 2018, sebanyak 30 orang mengalami penurunan sebanyak 21% dibandingkan periode yang sama dibandingkan 38 orang. Jumlah pelanggar lalu lintas operasi patuh candi 2019 sebanyak 125.650 pelanggar lalu lintas mengalami penurunan sebanyak 11% dibandingkan 2017 yatu sebanyak 141.539 pelanggar lalu lintas. Dari hasil evaluasi tersebut, dominasi pelanggaran adalah penggunaan helm tidak standar, melawan arus, dan penggunaan safety belt. (TribataNews,2019). Di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 terdapat 380 kasus kecelakaan dimana terdapat 121 korban meninggal, 10 luka berat, dan 507 luka ringan dan menduduki peringkat ke 10 kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah. (Badan Pusat Statistik Prov Jawa Tengah, 2018).Berdasarkan studi pendahuluan kepada anggota polantas di Polres Kebumen dan menanyakan belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan dan masih kurang pengetahuan tentang bantuan hidup dasar (BHD). Saat terjadi kecelakaan biasanya langsung memanggil ambulance atau tenaga kesehatan profesional dan hanya membantu kelancaran perjalanan.Maka berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan keterampilan anggota polisi tentang bantuan hidup dasar (BHD).METODEDesain metode yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain pre experimental with one group pre and posttest without control group design . Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2019. Penelitian ini dilakukan di Polres Kebumen. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh anggota Polantas Polres Kebumen yang berjumlah adalah 80 orang. Dalam penelitian ini sampel yang diambil menggunakan syarat minimal sampel yang berjumlah 30 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan kuota sampling. Uji statistik yang digunakan menggunakan uji analisis univariat dan analisis bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN1.         Karakteristik Responden Berikut adalah paparan dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti:Tabel 4.1 Karakteristik respondenVariabelFrekuensi (23)Persentase (100%)Usia20 – 40 Tahun41 – 60 Tahun> 65 Tahun 21  2  0 91,3  8,7   0,0Jenis KelaminLaki – laki. Perempuan 23  0 100   0PendidikanSMAStrata 1Strata 2  23  0  0  100    0    0Masa kerja di Polantas< 5 Tahun 5 - 10 Tahun> 10 Tahun   17   2   4 73,9  8,717,4 Berdasarkan WHO karakteristik usia terdapat tiga kelompok yaitu responden dengan umur 20 - 40 tahun sebanyak 21 responden (91,3 %) dan responden dengan umur 41 - 60 tahun sebanyak 2 responden (8,7 %) dan responden dengan umur > 60 tahu sebanyak 0 responden (0,0%). Potter (2005) menambahkan bahwa individu pada umur muda sangat mampu untuk menerima ataupun mempelajari hal baru. Pada umur muda juga belum ada perubahan kognitif dan pada masa dewasa tengah juga belum ada penurunan kognitif dalam mengingat informasi. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa semua responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 23 responden (100%) dan perempuan sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan karakteristik pendidikan dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 responden (100%) sedangkan tingkat pendidikan Strata 1 dan Strata 2 yaitu 0 responden (0%). Berdasarkan masa kerja dipolantas terdapat tiga kelompok yaitu responden dengan masa kerja < 5 tahun sebanyak 17 responden (73,9%), responden dengan masa kerja 5 - 10 tahun sebanyak 2 responden (8,7%) dan responden dengan masa kerja > 10 tahun sebanyak 4 responden (17,4%).2.         Tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sebelum diberikan pendidikan kesehatanTabel 4.2 Tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sebelum diberikan pendidikan kesehatan. VariabelKategoriFrekuensiPersentasePengetahuan -          Baik (skor 23-30)-          Cukup (skor 17-22)-          Kurang (0-16)0 10  130% 43%  57%                   Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 0 resnden (0%) memiliki pengetahuan yang baik, 10 responden (43%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan sebanyak 13 responden (57%) memiliki pengetahuan yang kurang baik. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau perilaku seseorang. Pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.3.         Tingkat keterampilan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sesudah diberikan pendidikan kesehatanVariabelKategoriFrekuensiPersentaseKeterampilan-          Bisa (skor 5 )-          Tidak bisa ( skor < 5)131056,5%43,5%Tabel 4.3 Tingkat keterampilan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sesudah diberikan pendidikan kesehatan                          Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa keterampilan anggota polantas sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu 13 responden (56,5%) bisa melakukan BHD dan 10 responden (43,5%) tidak bisa melakukan BHD.                        Penelitian yang dilakukan oleh Januarista (2019) pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap keterampilan anggota palang merah remaja sekolah menengah atas al azhar palu memiliki perbedaan pada responden namun memiliki kesaamaan pada  hasil penelitian yaitu terdapat responden yang masih kurang terampil dalam melakukan BHD. Hasil penelitian ini ditemukan masih ada 6 orang yang kurang terampil melakukan BHD meskipun sudah diberikan pelatihan BHD. Adapun ha-hal yang masih kurang terampil dilakukan oleh anggota PMR yaitu masih ada 18% yang belum terampil memeriksa nadi dengan benar, 24% belum terampil melakukan tindakan evaluasi pasca tindakan BHD dan 12% belum terampil menentukan titik tumpuh serta membuka jalan napas. Menurut peneliti, ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi hal tersebut, diantaranya adalah kurangnya motivasi dan perhatian saat dilakukan pelatihan serta kurangnya minat dengan tindakan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan terutama dalam memberikan bantuan hidup dasar pada korban henti jantung dan henti napas.4.         Hasil Uji Normalitas data tingkat pengetahuan sebelum danesudah diberikan pendidikan kesehatanTabel 4.4 Hasil Uji Normalitas data tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatanVariabelNilai p-value Shapiro WilkPretest0,131Posttest0,507 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai uji normalitas pretest  sebesar 0, 131 dan nilai uji normalitas posttest sebesar 0,507. Data yang telah diuji normalitas memiliki nilai pretest 0,131 > 0,05 yang artinya data pada saat sebelum dilakukan pendidikan kesehatan berdistribusi normal. Selain itu nilai posttest sebesar 0,507 > 0,05 yang berarti data pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan berdistribusi normal. Sesua dengan hasil statisti bahwa kedua data tersebut berdisribusi normal, maka uji statistik bivariat menggunakan uji parametik yaitu uji paired t test normal.5.         Tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sesudah diberikan pendidikan kesehatanTabel 4.5 Tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sesudah diberikan pendidikan kesehatanVariabelKategoriFrekuensiPersentasePengetahuanBaik (skor 23-30)Cukup (skor 17-22)Kurang (0-16)2 15  69 % 65%  26%           Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa pengetahuan responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar sebagian besar responden atau sebanyak 2 responden (9%)  memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 15 responden (65%) memiliki pengetahuan yang cukup dan sebanyak 6 responden (26%) memiliki pengetahuan yang kurang. Menurut Notoadmodjo (2010), informasi diperoleh dari data yang sudah diolah sehingga mempunyai arti. Kemudian data ini akan disimpan dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya. Informasi yang sudah tersimpan ini akan saling terhubung dengan masalah yang dihadapi oleh manusia dan tersusun secara sistematik sehingga memiliki model untuk memahami atau memiliki pengetahuan yang terkait dengan masalah tersebut.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kose (2019) mengenai The effectiveness of basic life support training on nursing students’ knowledge and basic life support practices: a non-randomized quasi-experimental study memiliki perbedaan pada responden namun memiliki kesamaan pada tingkat pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan siswa tentang BLS diteliti menggunakan formulir pengetahuan sebelum pelatihan, sementara keterampilan praktik BLS dinilai menggunakan formulir observasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan bahwa mahasiswa tahun pertama keperawatan memiliki pengetahuan dan keterampilan praktik yang tidak memadai terkait dengan BLS sebelumnya ke pelatihan. Menimbang bahwa sampel hanya termasuk siswa tahun pertama, diharapkan siswa tersebut akan memiliki tingkat pengetahuan dan praktik yang memadai terkait dengan BLS.6.    Perbedaan tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Tabel 4.6 Perbedaan tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.VariabelMeanSDMin - Maxp-valuetPengetahuanPretestPosttest 15,8718,43 2,2623,488 15 – 2112 - 25 0,001 -3,743        Berdasarkan hasil uji paired t-test pada tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan mean tingkat pengetahuan tentang bantuan hidup dasar. Perbedaan mean tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu sebesar 15,87 menjadi 18,43 dengan rerata perbedaan sebesar 2,565.     Dilihat dari p-value tingkat pengetahuan diperoleh hasil p = 0,001  (p < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara skor pengetahuan pretest dan posttest. Maka dengan kata lain hipotesis diterima, yaitu terdapat pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan 191 pengetahuan responden juga dipengaruhi metode pelatihan yang diberikan yaitu melalui demonstrasi dan tanya jawab. Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar seseorang semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar (Mangkuprawira, 2013). Materi yang disampaikan dalam pelatihan akan menjadi pesan atau informasi yang diterima oleh peserta.Berdasarkan penelitian Sylviana (2018) mengenai pengaruh penkes terhadap tingkat pengetahuan tentang bantuan hidup dasar pada siswa keperawatan tingkat 2 di smk medika samarinda tahun 2017 didapatkan hasil analisis koefisien proporsi (p) sebesar 0.000. Dengan demikian p=0.000 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan pada taraf α = 0,05 maka dapat disimpulkan Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang bantuan hidup dasar pada siswa keperawatan tingkat 2 di SMK Medika Samarinda Tahun 2017. Hasil penelitian Samar Toubasi, R. Alosta, Darawa dan Demeh (2015) mengungkapkan bahwa program pelatihan tentang bantuan hidup dasar memiliki efek yang signifikan pada pengetahuan. Data penelitian tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam nilai post-test dibandingkan dengan nilai pre- test. KESIMPULANResponden rata - rata berumur 20-40 tahun. Responden didominasi oleh yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 23 responden (100%) dan dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 responden (100%). Responden dalam penelitian ini rata-rata memiliki masa kerja < 5 tahun sebanyak 17 responden (73,9%). Rata rata tingkat pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah  dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 13 responden (56,5%). Sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 15 responden (65%) . Adapun keterampilan anggota polantas sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu 13 responden (57%) bisa melakukan BHD dan 10 responden (43%) tidak bisa melakukan BHD. Perbedaan mean tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yaitu sebesar 15,87 menjadi 18,43 dengan rerata perbedaan sebesar 2,565. Dilihat dari p-value tingkat pengetahuan diperoleh hasil p = 0,001  (p < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara skor pengetahuan pretest dan posttest. Hal ini dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengetahuan anggota polantas tentang bantuan hidup dasar.           UCAPAN TERIMA KASIHTerima kasih atas suport Kepala Polres Kebumen yang memberikan izin kepada peneliti sehingga dapat melakukan penelitian di Polres Kebumen. DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik Prov Jawa Tengah. (2018). Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas, Korban dan Nilai Kerugiannya di Wilayah Polda Jawa Tengah Tahun 2013&2018. https://jateng.bps.go.id/statictable/2015/02/09/899/banyaknya-kecelakaan-lalu-lintas-korban-dan-nilai-kerugiannya-di-wilayah-polda-jawa-tengah-tahun-2013.html (Accesed 16 September 2019)Depkes RI. (2016). Kesehatan Kegawatdaruratan dan Penanganannya. Jakarta: Depkes RIHardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis.Yogyakarta:Gosyen PublishingJanuarista, A. (2019). Pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap keterampilan anggota palang merah remaja sekolah menengah atas al azhar palu. Ejournal Stikeswnpalu, 0–5. Retrieved from https://ejournal.stikeswnpalu.ac.id/index.php/JNWNP/article/download/27/13Korlantas POLRI. (2018). Jumlah Kejadian & Korban Kecelakaan. http://korlantas.polri.go.id/artikel/korlantas/113?Statistik_Laka . (Accesed 09 September 2019)Kose, S., Akin, S., Mendi, O., & Goktas, S. (2019). The effectiveness of basic life support training on nursing students’ knowledge and basic life support practices: A non-randomized quasi-experimental study. African Health Sciences, 19(2), 2252–2262. https://doi.org/10.4314/ahs.v19i2.51Mangkuprawira (2014) Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia. Indonesia, JakartaNotoatmodjo,S. (2007). Kesehatan masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.                                    . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Pamungkas,Nur Setiaji. (2011). Analisis Karakteristik Kecelakaan dan Faktor – fakktor kecelakaan pada jalan bebas hambatan. Teknik.Vol 6. No 2.Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.Sudiharto & Sartono. (2011). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: CV.Sagung SetoSylviana, E., Sukamto, E., & Rahman, G. (2018). Pengaruh Penkes Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Bantuan Hidup Dasar Pada Siswa Keperawatan Tingkat 2 Di Smk Medika Samarinda Tahun 2017. Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 4(6), 368. https://doi.org/10.35963/hmjk.v4i6.139Toubasi, Samar., R. Alosta, Mohammed., W. Darawad., Demeh, Waddah. (2015). Impact of simulation training on Jordanian nurses’ performance of basic life support skills: A pilot study. Elsevier, doi:dx.doi.org/10.1016/j.nedt.2015.03.0 17TribataNews. (2019) . Tekan Angka Kecelakaan Lalulintas, Polda Jateng Gelar Operasi Patuh Candi 2019.  https://tribratanews.jateng.polri.go.id/2019/08/29/tekan-angka-kecelakaan-lalulintas-polda-jateng-gelar-operasi-patuh-candi-2019/ (Accesed 10 September 2019)WHO . (2018) . Global Status Report on Road 2018 . https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/road-traffic-injuries (Accesed 09 September 2019)    

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

JKM

Publisher

Subject

Health Professions Nursing

Description

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah (JKM) adalah jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Jurnal ini akan menerbitkan artikel penelitian, studi kasus, literature review dan update ilmu keperawatan meliputi seluruh ...