Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang mendapat pembelajaran cooperative learning lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional, sekaligus untuk melihat apakah kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang memiliki locus of control internal lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Kelas eksperimen mendapat pembelajaran cooperative learning, sedangkan kelas kontrol sebagai pembanding mendapat pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan, digunakan instrumen berupa tes kemampuan berpikir kritis, dan angket untuk mahasiswa. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk data hasil pretes, postes, dan nilai gain, dan secara kualitatif untuk angket mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang mendapat pembelajaran cooperative learning lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, (b) Peserta didik yang memiliki locus of control internal mempunyai kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang memiliki locus of control eksternal, dan (c) tidak ada interaksi antara faktor model pembelajaran cooperative learning dan pembelajaran konvensional dengan faktor kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah).
Copyrights © 2021