Judul buku ini, "Bisakah Orang Asia Berpikir", juga bisa ditafsir dari berbagai sudut seperti itu. Ia merendahkan, provokatif, tapi sekaligus bisa mengajak orang Asia untuk mengevaluasi dan melakukan repleksi diri. Jika kita hanya membaca judulnya, tafsir yang akan muncul kemungkinan besar yang pertama, yakni Mahbubani, penulisnya tengah memandang sebelah mata bahkan meniadakan orang Asia. Namun, jika kita melihat biografi Mahbubani yang juga dilahirkan di Asia dan lebih jauh membaca tuntas apa yang dipaparkannya, tafsir tersebut tidak mungkin terlontar. Setelah selesai membacanya orang akan berpikir bahwa Mahbubani sebenarnya sedang mengajak orang Asia untuk melakukan evaluasi atas apa yang selama kurang lebih 1000 tahun dilakukan orang Asia. Puncak dari evaluasi ini adalah refleksi dan kesadaran untuk segera menata diri dan bangkit di masa depan.
Copyrights © 2006