This paper applies Fuzzy QFD in determing priorities of the interconnection tariff regulation which will be implemented by the government through the Ministry of Communication and Informatics. QFD is a method to translate customer satisfaction into strategic actions. This method is used in this paper to determine the priorities so that regulations set by the government can answer operators and end users satisfactions. QFD implements matrix approach known as the House of Quality (HOQ). The use of fuzzy logic is intended as an effective method to deal with the high level of subjectivity when using HOQ. In the first step we will generate a priority scale based on level of importance from the aspects of interests of the operators using TOPSIS. The aim of employing TOPSIS is to overcome the gap between the current state and the ideal conditions. In the second step we use the utility factor for determining a ranking of regulation elements. The use of Fuzzy QFD method proves the effectiveness in converting qualitative into quantitative assessment so that the results of the research in this paper can be used by regulators to determining priorities when implementing the new regulations.Makalah ini mengaplikasikan metode Fuzzy QFD dalam membuat skala prioritas pada butir-butir penyempurnaan regulasi tarif dan interkoneksi yang akan diimplementasikan pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informatika. QFD, yang merupakan metode untuk menterjemahkan kepuasan pelanggan ke dalam langkah-langkah strategis penentu kebijakan, digunakan dalam penelitian ini untuk membuat prioritas sehingga diharapkan regulasi yang akan ditetapkan pemerintah menjawab kepentingan-kepentingan pihak penyelenggara maupun pelanggan (end users). QFD menggunakan pendekatan matriks yang lebih dikenal sebagai House of Quality (HOQ). Penggunaan logika fuzzy dimaksudkan sebagai metode yang efektif untuk menangani tingginya tingkat subjektifitas ketika menggunakan HOQ. Dalam langkah pertama, dibuat skala prioritas berdasarkan tingkat kepentingan dari aspek-aspek kepentingan pihak penyelenggara dengan menggunakan TOPSIS dimana tujuan dari penggunaan TOPSIS ini untuk mengatasi gap antara kondisi saat ini dengan kondisi idealnya. Langkah kedua menggunakan faktor utilitas fuzzy untuk perankingan butir-butir regulasi dari pihak regulator. Penggunaan metode Fuzzy QFD terbukti efektif dalam mengkonversi penilaian kualitatif menjadi kuantitatif sehingga hasil dari penelitian dalam makalah ini dapat digunakan oleh regulator untuk menentukan prioritas dalam mengimplementasikan regulasi baru.
Copyrights © 2016