Campuran aspal panas agregat terdiri dari agregat kasar, agregat halus, dan filler yang dicampur dengan bitumen dalam jumlah tertentu dengan perbandingan yang proporsional pada kondisi panas tertentu dengan alat Asphalt Mixing Plant. Campuran aspal panas dipengaruhi oleh sifat-sifat aspal dan sifat campuran padat material. Filler pada campuran aspal panas walaupun memiliki kandungan sekitar 1% sampai dengan 2% tetapi sangat mempengaruhi sifat aspal sebagai bahan pengikat. Partikel halus akan bereaksi terhadap sifat bitumen. Sifat penelitian ini adalah studi kasus dengan metode eksperimental. Lokasi penelitian di Sungai Tuak Kabupaten Kerinci, dan percobaan di Laboratorium Balai Pengujian Lingkungan dan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketentuan agregat Sungai Tuak dapat digunakan sebagai perkerasan lentur AC-BC dengan penambahan filler sebesar 2%. Pengisi yang ditambahkan pada perkerasan fleksibel dapat berupa pengisi semen atau pengisi abu terbang. Dari hasil pengujian Marshall, penambahan semen pengisi 2% secara keseluruhan memenuhi persyaratan kecuali pada Void Isi Bitumen dan Void dalam Campuran dengan kadar aspal 4,5% dan 5,0% diluar spesifikasi. Serta penambahan filler fly ash sebesar 2%. Namun pada kadar aspal 5,5%, 6,0% dan 6,5% memenuhi spesifikasi. Jadi kadar aspal yang dapat digunakan untuk penambahan filler fly ash 2% adalah 5,5%, 6,0% dan 6,5%. Kata kunci: uji Marshall, AC-BC, VIM, VMA, VFWA
Copyrights © 2021