Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana identitas Melayu Riau dikonstruksikan dalam upaya mewujudkan budaya melayu yang berintegritas. Melalui observasi dan studi kepustakaan serta studi dokumentasi ditemukan beberapa upaya yang mendukung keberlangsungan identitas Melayu di tengah berbagai tantangan saat ini. Analisis artikel ini disandarkan pada data yang diperoleh dari kebijakan mengenai upaya mempertahankan budaya Melayu. Demikian pula, dilakukan wawancara untuk mengetahui sikap masyarakat mengenai dinamika budaya Melayu saat ini. Selain itu, data juga diperoleh dari naskah Gurindam Dua Belas yang hingga saat ini masih diperpegangi oleh masyarakat Melayu. Artikel ini menegaskan bahwa tiga hal terkait dengan identitas Melayu Riau. Pertama, identitas Melayu dipertahankan melalui berbagai upaya, termasuk legitimasi kultural melalui kerjasama antara Lembaga Adat Melayu (LAM) dengan pemerintah daerah. Kedua, terdapat stigma terhadap identitas Melayu yang direspons dengan upaya membangkitkan kembali identitas secara utuh melalui berbagai simbol. Ketiga, identitas Melayu senantiasa diidentikkan dengan Islam sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa ia tidak saja merupakan identitas kultural, tetapi juga agama. Ketiga hal tersebut, dalam perspektif teoretis dikenal dengan konstruksi identitas yang mencakup identitas legitimasi, resisten, dan proyek. Artikel ini merekomendasikan perlunya dilakukan berbagai kajian mengenai identitas lokal di Indonesia untuk dijadikan dasar pembangunan secara lebih luas sehingga tidak terjadi gesekan antara nilai-nilai lokal dengan semangat pembangunan yang lebih cenderung mengadopsi nilai-nilai modernitas.
Copyrights © 2021