Jurnal Sejarah dan Budaya
Vol 14, No 2 (2020)

PERJUANGAN RAKYAT MUSI RAWAS PADA MASA REVOLUSI FISIK (1947 -1949)

Syafruddin, Yusuf (Unknown)
Asmi, Adhitya Rol (Unknown)
Pahlevi, Muhammad Reza (Unknown)



Article Info

Publish Date
31 Dec 2020

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai peristiwa perjuangan rakyat Musi Rawas pada masa Revolusi Fisik (1947-1949). Penelitian ini bertujuan menganalisis keadaan Musi Rawas pada masa revolusi fisik (1947-1949), dan mendeskripsikan perjuangan rakyat dan elit tradisional Musi Rawas dalam perang gerilya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis dengan langkah penelitian heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sejak awal peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia, rakyat Musi Rawas telah berperan aktif dalam melakukan perjuangan membela kemerdekaan. Perjuangan tersebut berupa perlawanan menghadapi Belanda yang merupakan kelanjutan dari perjuangan yang telah dilakukan masa sebelumnya. Perjuangan menghadapi Belanda diawali dengan upaya untuk mempertahankan kota Muara Beliti (Musi Rawas) yang diserang oleh pasukan militer Belanda melalui dua jalur darat, yaitu jalur Lahat- Tebing - Muara Beliti, dan jalur Mangunjaya – Sekayu - Muara Beliti. Kota Muara Beliti mendapat serangan Belanda dikarenakan daerah ini merupakan pusat pertahanan dan markas Sub Teritorial Palembang (STP). Melalui kedua jalur ini Belanda selanjutnya menyerbu Lubuk Linggau yang menjadi markas Divisi VIII Garuda atau Sub Komandemen Sumatera Selatan (Subkoss). Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukan hanya dilakukan oleh pihak TNI dan laskar perjuangan lainnya, tetapi juga diikuti oleh kelompok - kelompok elite tradisional yang berada di Musi Rawas, seperti Pangeran Mantap, Pangeran Moh. Amin dan keluarganya. Pasukan TNI dan pejuang lainnya berjuang melalui jalur pertempuran, maka pihak elite tradisional ini berjuang dengan cara memberikan dukungan berupa bantuan logistik untuk keperluan selama perjuangan mempertahankan Musi Rawas. Selama masa perang kemerdekaan itu Belanda tidak berhasil menguasai secara keseluruhan wilayah Musi Rawas, dikarenakan berbagai macam perlawanan yang dilakukan oleh seluruh golongan dari rakyat Musi Rawas sehingga membuat pasukan Belanda mengalami kesulitan dalam upaya merebut Musi Rawas. Perang kemerdekaan ini berakhir setelah Belanda memberikan pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949.  

Copyrights © 2020