Menjadi katekis di zaman milenial memiliki tantangan yang beragam. Pilihan untuk menjadi katekis adalah sebuah panggilan untuk melayani. Seiring dengan itu panggilan menjadi katekis disertai dengan tantangan yang bisa saja menjadi problem tersendiri dalam perwujudannya. Katekis telah ditantang oleh arus modernisasi yang di dalamnya terkandung individualisme, hedonisme, sekularisme bahkan radikalisme yang menuntut katekis selektif dalam bersosialisasi. Dalam rangka sosialisasi dengan masyarakat (baca: umat Allah) itulah katekis membutuhkan bahasa yang merupakan alat komunikasi utama manusia. Apakah bahasa digunakan secara baik dan benar dalam memberikan pengajaran dan pewartaan Kerajaan Allah kepada umat yang adalah fokus dan lokus pelayanan seorang katekis? Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang penggunaan bahasa oleh katekis, sebagai media pewartaan kerajaan Allah di zaman milenial.
Copyrights © 2018