cover
Contact Name
Maria Yulita C. Age
Contact Email
jurnalatmareksa@yahoo.com
Phone
+6281236374177
Journal Mail Official
cagemariayulita@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gatot Subroto, Km.3, Kel. Mautapaga, Kec. Ende Timur, Kab. Ende, NTT, 86317
Location
Kab. ende,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kataketik
ISSN : 25277421     EISSN : 27979830     DOI : https://doi.org/10.53949/ar.v5i2
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik. Jurnal Keagamaan Katolik, baik pendidikan keagamaan katolik, pastoral dan kateketik. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, telah ada sejak tahun 2016 dan diasuh oleh Dosen-dosen Stipar Ende
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 92 Documents
Pendampingan Pastoral Anak-Remaja Dan Kaum Muda Di Era Digital remi gius missa; Florensia Putri Kusmira
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 2 (2019): PASTORAL KONTEKSTUAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i2.110

Abstract

Anak-anak, remaja dan Orang Muda Katolik merupakan salah satu komponen penting dan strategis yang hendaknya diberi perhatian oleh reksa pastoral baik di tingkat Keuskupan (Komisi Kepemudaan) maupun di tingkat Paroki Seksi Kepemudaan). Anak-Remaja dan OMK disebut dengan istilah kelompok strategis. Hal ini beralasan karena mereka memiliki  kemampuan serta potensi dalam dirinya. Mereka disiapkan untuk berada di garda terdepan dalam dinamika berpastoral yakni menjadi rasul Kristus dalam  penghayatan iman dan kehidupan akhlak atau moralnya. Karena itu pendampingan yang serius, tepat dan berkelanjutan  menjadi prioritas penting dan utama. Era digital dewasa ini memberi alarm positif bagi siapun yang berkepentingan bagi pertumbuhan dan perkembangan iman dan moral anak-remaja dan OMK ini untuk melayani kebutuhannya sesuai situasi dan kondisi riil zaman moderen ini. Untuk itu pendampingan terhadap kelompok khusus ini mesti dikondisikan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang sedang marak berkembang dewasa ini. Penggunaan gadget, internet, video clip dan live streaming adalah contoh dari perkembangan teknologi informasi yang berkembang luar biasa dahsyat bagi manusia saat ini. Mendamping secara bijaksana dengan menggunakan metode-metode berbasis digital adalah tujuan dari penulisan ini. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Bertujuan menemukan gambaran yang tepat tentang model pendampingan bagi pastoral anak-remaja dan OMK di era digital ini. Metode yang digunakan adalah metode analisis terhadap dokumen dan referensi apapun yang berkaitan dengan karya pendampingan bagi anak-remaja dan OMK yang diperoleh dari perpustakaan dan dari pengalaman mahasiswa berpraktek. Hasilnya berupa kesimpulan bahwa karya pendampingan bagi anak-remaja dan OMK akan menjadi efektif bila menggunakan media teknologi digital yang dipahami sebagai salah satu sarana bantu positif bagi pertumbuhan dan perkembangan imannya.
KAUM AWAM MERASUL DI TENGAH DUNIA Albertus Magnus Rea
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 2 (2017): KERJA SAMA IMAM DAN AWAM DALAM MEMBANGUN TATA DUNIA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i2.44

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang peran awam dalam kerasulan Gereja. Kerasulan itu bukan hanya tugas imamat jabatan (hirarki) tetapi juga merupakan tugas awam (imamat terbaptis). Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan. Penulis meneliti sumber-sumber dari dokumen Gereja, buku-buku dan membuat analisis untuk mendapatkan hasil. Hasil yang diperoleh: Bunda Gereja mengajarkan bahwa kaum awam adalah objek pewartaan sekaligus merupakan subjek pewarta. Karena itu, keterlibatan kaum awam dalam kerasulan Gereja bukanlah pilihan tetapi imperatif teologis. Ini berarti semua orang yang telah dibaptis memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk terlibat aktif menggarami dunia, sesuai dengan bidang keahliannya.
PERKAWINAN KATOLIK SEBAGAI JALAN MENUJU KESUCIAN Theodorus Uheng Koban Uer
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 1 (2019): KESUCIAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KATOLIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i1.70

Abstract

Masalah yang menjadi fokus penulisan artikel ini adalah upaya apakah yang perlu dilakukan agar Gereja domestik yang menjadi nuklir Gereja universal semakin berkualitas dalam menggapai kesucian dan cara-cara manakah yang perlu dilakukan agar Gereja domestik yang terus berlangkah menuju kesucian semakin berkualitas dalam kehidupan berkeluarga. Tujuan penulisan adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan upaya-upaya yang perlu dilakukan agar Gereja domestik semakin mantap berjalan menuju kesucian dan menemukan cara yang tepat dan efektif dalam perjalanannya menuju kesucian hidup berkeluarga. Metode yang dipakai adalah membaca, merefleksi berbagai sumber bacaan dan informasi sebagai data untuk dianalisis. Dan hasil yang dicapai adalah menemukan dan mendeskripsikan dimensi-dimensi perkawinan katolik dan hidup keluarga sebagai wadah dan jalan menuju kesucian perkawinan Katolik.
Sosok Pewarta Firman Yang Berspiritualitas Tahan Banting Drs. Theodorus Uheng, M.Pd
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.16

Abstract

Natural setting or circumstance in where a group of people or a society live and work could be a place where certain people’s character is shaped, especially the place which is prone toexperience calamities or natural disasters. Those people usually are naturallytrained to always be ready to face any sufferings. For them, the sufferings which are not avoidable are faced as ordinary day experiences, and they believe that behind these, there is a hope which is continually pursued. Even if they are facing some absurd and impossible or illogical facts,yet, all these are sincerely faced with patient endurance because of their faith in Jesus who teaches them that sufferings and their heavy load are inseparable parts of their very life. The aim of this writing is to seek and to find an elected figure to developendurable and undefeated spirituality as a preacher of the savific and liberating Word of God.Besides, he or she also should be able to describe some methods to support that endurable and undefeated spirituality in facing different many calamities and absurd ornon apprehensible events.  
KATEKIS DAN RADIASI KOHESIF DI MEDAN POLITIK KERAGAMAN Anselmus D. Atasoge
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.61

Abstract

Sejumlah masalah besar, seperti dampak negatif globalisasi dan teknologi, internasionalisasi kejahatan, konflik sipil dan terorisme serta masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kejahatan lokal, perilaku anti-sosial, dan intoleransi rasial sedang menghinggapi dunia dewasa ini. Homogenitas national identities, once thought so central to social cohesion, is, it is said, undermined in the 'post-national' era by the proliferation ofidentitas nasional yang menyumbang bagi kohesi sosial seakan diruntuhkan di era 'post-nasional' oleh proliferasi group and regional identities from below and by the development ofkelompok dan identitas daerah dari bawah dan oleh perkembangan supra-national political organization andof trans-national civil societyorganisasi politik supra-nasional dan masyarakat sipil trans-nasional from above (Beck 2000; OECD 1997; Touraine 2000).dari atas. Politik identitas seakan menggerogoti bangunan bhineka tunggal ika. Tahun politik 2018/2019 menjadi medan empuk pemunculan wajah sosial-politik semacam ini. Di titik ini, para katekis yang adalah bagian penting dari agen-agen pastoral masa kini ditantang untuk menghadirkan diri sebagai pribadi dan kelompok kohesif. Diskursus ini mencoba meletakkan dasar bagi penghadiran-penghadiran semacam itu.
PERJUANGAN MELAWAN STIGMATISASI SUANGGI DALAM MASYARAKAT Remigius Misa, Lic
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.7

Abstract

Artikel ini mencoba memahami fenomena suanggi dalam perspektif teologi Katolik. Satu pengajaran iman yang mengedepankan cinta kasih sebagai medium untuk merangkul orang-orang yang dituduh suanggi dan sering dikucilkan dari lingkup pergaulan sosial. Kepercayaan terhadap suanggi yang kental menjauhkan manusia dari cinta kasih kristiani yang berjuang mengangkat martabat orang-orang yang terpinggirkan karena berhadapan dengan kemalangan dan penyakit. Pribadi-pribadi tertentu sering dituduh sebagai suanggi yang menyebabkan orang lain sakit, menderita kemalangan atau bahkan meninggal. Dengan demikian artikel ini menawarkan satu perspektif yang lain untuk melawan stigmatisasi yang keliru terhadap pribadi-pribadi tertentu yang dituduh suanggi. Ajaran-ajaran teologi Katolik dipakai sebagai dasar pijak dalam menggumuli fenomena suanggi dalam masyarakat.
PAROKI: MENGHADAPI PERSIMPANGAN BARU Fabianus Selatang
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 2 (2017): KERJA SAMA IMAM DAN AWAM DALAM MEMBANGUN TATA DUNIA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i2.49

Abstract

Tujuan tulisan ini ialah untuk melihat konsep Paroki, kaum awam, pelayanan dalam paroki, persoalan-persoalan serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Paroki sebelum Konsili Vatika II sampai sekarang. Kemudian, bagaimana kita menghidupi Paroki dan saran-saran pastoral kontekstual yang diperlukan zaman sekarang. Metode yang dipakai oleh penulis adalah studi literer atau kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari sumber yang ada, penulis mendeskripkan secara tekstual mengenai paroki dalam menghadapi persimpangan baru. Setelah penulis menggali, meneliti dan merumuskan dari berbagai sumber, maka ada beberapa temuan penting. Pertama, Gereja adalah umat Allah. Konsep ini membawa pengaruh positif yang besar terhadap umat Katolik terutama dalam kaitan dengan panggilan untuk menjadi pelayan. Hidup matinya sebuah Paroki bukan semata-mata di tangan pastor Paroki, tetapi ada di tangan semua umat yang dibaptis. Kedua, semua orang dipanggil pada tugas yang sama yakni melanjutkan karya penebusan Kristus dan menguduskan dunia. Panggilan ini berkat rahmat Sakramen Pembaptisan. Ketiga, Gereja dan karya-karyanya mesti terbuka terhadap perubahan dan perkembangan serta tuntutan dunia. Gereja dihadapkan pada persimpangan baru dengan segala tuntutan dunia yang termanifestasir dalam kerinduan umat. Di sinilah diperlukan sebuah pola pendekatan dan pendampingan yang bijaksana agar tidak ada yang diabaikan dan yang lain merasa diperhatikan. Oleh karena itu, saran-saran pastoral tetap terbuka terhadap situasi dan kebutuhan sebuah medan pastoral paroki.
Pastoral Remaja: Tinjauan Kurikulum Pendidikan Nonformal Terhadap JPA (Jadi Pendamping Adik) Di Keuskupan Agung Ende Fransiskus Soda Betu
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 2 (2019): PASTORAL KONTEKSTUAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i2.113

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang  pastoral remaja ditinjau dari kurikulum pendidikan nonformal terhadap  Jadi Pendamping Adik (JPA) di Keuskupan Agung Ende. Tulisan ini memakai riset kepustakaan. Dari hasil kajian kepustakaan ditemukan bahwa kelompok strategis yang berkaitan dengan remaja dalam Keuskupan Agung Ende dan telah berkiprah hingga saat ini, salah satunya adalah Jadi Pendamping Adik (JPA). Sebagai Wadah Pendidikan Nonformal, JPA mengambil peran dalam kegiatan pastoral anak dan remaja, yang mana, mereka mengambil peran sebagai guru atau fasilitator pewartaan Kitab Suci, mendampingi dan memimpin adik-adik Sekami dalam semangat doa, derma, kurban, dan kesaksian serta moto kakak bantu adik. Dalam membantu perkembangan adik-adik sekaligus mengembangkan diri diperlukan suatu pedoman kurikulum pendidikan nonformal supaya karya pastoral JPA memiliki tujuan pencapaian yang jelas dengan materi pendampingan yang tertata supaya diproseskan bersama adik-adik Sekami dan perlu dievaluasi berbagai konsep dan kegiatannya supaya dapat diperbaiki dan disempurnakan dari waktu ke waktu.
MENELISIK ISI SYAIR NYANYIAN “BHISA GHIA DHIKA BINA”: SEBUAH TELAAH KRITIS MENURUT PERSPEKTIF TEOLOGI MUSIK LITURGI Fransiskus Yance Sengga
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 2 (2018): FUNDAMENTALISME AGAMA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i2.75

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti dan kedudukan nyanyian Kudus dalam Perayaan Ekaristi. Kudus merupakan bagian dari nyanyian Ordinarium Missae. Dalam Perayaan Ekaristi, nyanyian ini memiliki kedudukan sangat penting dalam pengertian untuk menyatukan realitas liturgi surgawi (nyanyian para malaikat) dan liturgi insani (nyanyian Gereja- umat beriman). Kedua realitas ini sekaligus menjadi bagian integral dari elemen – elemen yang niscaya mesti ada dalam sebuah nyanyian Kudus. Sehubungan dengan ini, penulis coba menggunakan elemen – elemen ini untuk menelisik isi syair nyanyian inkulturatif bermotif Gawi-Lio, “Bhisa Gia Dhika Bina.” Untuk mendukung telaah kritis terhadap nyanyian tersebut, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Penulis meneliti sumber – sumber biblis, tulisan – tulisan dan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan liturgi Gereja, buku-buku, dan artikel – artikel yang tersebar dalam pelbagai jurnal. Selanjutnya penulis membedah kedua elemen penting di atas dan akhirnya membuat telaah kritis untuk mendapatkan hasil sebagaimana dimaksud dalam judul artikel tersebut. Hasil yang diperoleh: Liturgi Gereja mengajarkan agar persekuan umat beriman yang telah dimeterai oleh Allah melalui Sakramen Pembaptisan dan kini merayakan ekaristi harus sungguh-sungguh memahami misteri yang sedang direnungkan dalam nyanyian ini. Pemahaman yang benar dan mendalam, akan memungkinkan terjadinya partisipasi umat secara aktif, sadar dan berbuah sebagaimana yang ditegaskan dalam esensi liturgi demi kemuliaan Allah dan pengudusan manusia. 
Katekis: Pewarta Tersalib ditengah Arus Perubahan Zaman Kristoforus Kopong, S.Fil., M.Hum
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.21

Abstract

Catechist is a mere human being called specially to proclaim the Word of God either by wods or by concret every day actions. This implies that the Word of God which is proclaimed by words should be correlated to the life witness a catechist gives in his or her family circumtance as well as in the society or Church’s milieu. This duty becomes heavier as the present human life is strongly invaded by changes of time marked by global trends such as materialism, consumersim, hedonism, individualism, pluralism, fundamentalism, and secularism. Such condition has become for the catechist a special challenge as a messenger or preacher of the Word of God. This is because of the majority of the life choices and orientations of modern mankind are directed to a more attractive offerings than to listening to the teachings given by the catechist. In some cases, even the catchist himself or herself also succumbs to these offerings, which make him or her become less commited to the original vision. This is the cross, means the work and responsibility the catechist should shoulder. That is why, in order that the catechist could stand erect as a crucified witness of the Word, he or she should be attached to three main pillars, which are faith, hope, and love. In the meantime, the catechist should not forget to build an efective and efficient evangelization politics for the realization of vision and mission of the evangelization.  

Page 1 of 10 | Total Record : 92