Al-Fath
Vol 9 No 2 (2015): Desember 2015

Kriteria Hadis yang Bisa Dijadikan Hujjah menurut Imam Bukhari dan Imam Muslim

Ahmad Husin (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 Nov 2015

Abstract

Imam Bukhari dan Imam Muslim adalah ulama-ulama dari sekian banyak ulama hadis yang memiliki rasa loyalitas dan sumbangsih yang cukup besar terhadap pelestarian hadis-hadis Rasul. Salah satu kontribusi mereka dalam melestariakan hadis Rasul adalah dengan melakukan pembukuan (tadwin al-hadis), penyelesaian, serta penilaian hadis, baik dari sisi sanad maupun matan. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah membuat formulasi masing-masing tentang hadis shahih yang ditulis dalam karyanya. Kesimpulan dalam tulisan ini adalah bahwa metode-metode penerimaan ada delapan cara. Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam menetapkan kesahihan hadis adalah tidak jauh bebeda dengan para ulama dan Imam hadis lainnya. Akan tetapi terdapat perbedaan antara Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam menetukan ittisal sanad antara perawi yang satu dengan yang lainnya yang terdekat. Imam Bukari tidak hanya mengharuskan sezaman (al-mu’asharah) saja antara para perawi, akan tetapi harus terjadi pertemuan (al-liq’a) sekalipun hanya terjadi sekali, sedangkan Imam Muslim cukup dengan hanya sezaman saja, karena dengan sezaman periwayat sudah menunjukan adanya pertemuan. Terlepas dari perbedaan tersebut para ulama sepakat bahwa hadis yang paling kuat yang bisa dijadikan hujjah adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukahri dan Imam Muslim.

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

alfath

Publisher

Subject

Religion Humanities

Description

Published twice a year since 2006 (June and December), is a multilingual (Bahasa, Arabic, and English), peer-reviewed journal, and specializes in Interpretation of the quran. This journal is published by the Alquran and its Interpretation Department, Faculty of Ushuluddin and Adab, Sultan Maulana ...