This Author published in this journals
All Journal Al-Fath
Ahmad Husin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kriteria Hadis yang Bisa Dijadikan Hujjah menurut Imam Bukhari dan Imam Muslim Ahmad Husin
Al-Fath Vol 9 No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v9i2.3336

Abstract

Imam Bukhari dan Imam Muslim adalah ulama-ulama dari sekian banyak ulama hadis yang memiliki rasa loyalitas dan sumbangsih yang cukup besar terhadap pelestarian hadis-hadis Rasul. Salah satu kontribusi mereka dalam melestariakan hadis Rasul adalah dengan melakukan pembukuan (tadwin al-hadis), penyelesaian, serta penilaian hadis, baik dari sisi sanad maupun matan. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah membuat formulasi masing-masing tentang hadis shahih yang ditulis dalam karyanya. Kesimpulan dalam tulisan ini adalah bahwa metode-metode penerimaan ada delapan cara. Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam menetapkan kesahihan hadis adalah tidak jauh bebeda dengan para ulama dan Imam hadis lainnya. Akan tetapi terdapat perbedaan antara Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam menetukan ittisal sanad antara perawi yang satu dengan yang lainnya yang terdekat. Imam Bukari tidak hanya mengharuskan sezaman (al-mu’asharah) saja antara para perawi, akan tetapi harus terjadi pertemuan (al-liq’a) sekalipun hanya terjadi sekali, sedangkan Imam Muslim cukup dengan hanya sezaman saja, karena dengan sezaman periwayat sudah menunjukan adanya pertemuan. Terlepas dari perbedaan tersebut para ulama sepakat bahwa hadis yang paling kuat yang bisa dijadikan hujjah adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukahri dan Imam Muslim.
GENDER MENURUT IMAM NAWAWI DALAM TAFSIR MUNIR Masrukhin Muhsin; Ahmad Husin
Al-Fath Vol 7 No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v7i1.3087

Abstract

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Nawawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Nawawi dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur’an berdasarkan kontek tradisional, baik dari kepemimpinan, pendidikan dan kesaksian, dalam menerapkan metodenya, Nawawi menggunakan perpaduan antara metode tahlili dan ijmali. Sedangkan dalam memahami ayat-ayat gender sangat bertentangan dengan zaman pada sekarang ini. Metode yang digunakan dalam persoalan ini adalah kajian studi pustaka (library research) dengan menggunakan metode deduktif denganlangkah-langkah sebagai berikut. Pertama, pengumpulan data yang diambil dari data primer dan sekunder, kedua, pengolahan data yang sudah terkumpul dan terinventarisir dan, ketiga, analisis data , keempat mengambil kesimpulan.