Lamun Thalassodendron ciliatum merupakan salah satu jenis lamun yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Perbedaan metode pengeringan dapat memberikan pengaruh terhadap nilai senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak yang dihasilkan. Uji aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan metode DPPH untuk menentukan nilai inhibisi DPPH (%) dan menghitung IC₅₀. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan metode pengeringan terhadap senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan sampel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lamun T. ciliatum yang didapatkan dari Pantai Bandengan, Jepara. Ekstraksi lamun T. ciliatum dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan berat sampel dan volume pelarut 1:10 selama 48 jam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode pengeringan yang berbeda yaitu : sinar matahari, oven, angin-angin, dengan tiga kali pengulangan. Senyawa fitokimia yang terdapat pada lamun T. ciliatum adalah flavonoid, alkaloid, fenol, tannin, steroid dan triterpenoid. Hasil penelitian menunjukan bahwa ektrak lamun T. ciliatum yang dikeringkan dengan pengeringan angin-angin menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi yaitu 4279,56 ppm dengan kadar air 20,42%, rendemen 9,947%, nilai flavonoid 121,51 ppm, nilai fenol 196 mg GAE/gr. Kesimpulannya, metode pengeringan dapat memberikan dampak terhadap kadar senyawa bioaktif ekstrak lamun T. ciliatum dan aktivitas antioksidannya.
Copyrights © 2021