Setiap bahasa di dunia sebagai sarana ekspresi secara universal memiliki unsur bahasa sebagai penegas bagian tertentu dalam kalimat dan juga unsur pengungkap emosi. Unsur bahasa ini dikenal dengan istilah fatis, yang dapat berbentuk partikel, kata, atau frasa. Dalam kalimat secara linier dapat muncul satu atau beberapa fatis dengan distribusi pada awal, tengah, atau akhir kalimat. Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, dalam bahasa Sunda, fatis ini ada dua kelompok, yakni kelompok fatis yang berfungsi sebagai penegas dan kelompok fatis sebagai pengungkap emosi dalam kalimat. Fatis pada setiap kelompok ini dapat hadir tersendiri, dapat pula hadir bersamaan secara berderet. Penelitian ini membahas bagaimana keberderetan fatis berdasarkan kelompok tersebut yang terletak pada awal kalimat dan bagaimana pola kalimat yang mengikuti fatis berderet tersebut dalam bahasa Sunda. Penyediaan data penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan metode agih dengan pendekatan sintaksis. Sumber data berupa cerita rekaan yang berjudul Carita Budak Minggat karya Samsoedi (2018). Dari hasil penelitian diperoleh 21 data kalimat yang memuat fatis berderet pada awal kalimat. Dari 21 data, ditemukan empat tipe keberderetan fatis berikut: tipe 1, yaitu fatis emosi + fatis penegas (14 data), tipe 2, yaitu fatis penegas+fatis emosi (1 data), tipe 3, yaitu fatis penegas + fatis penegas (5 data), dan tipe 4, yaitu fatis penegas + fatis penegas + fatis penegas (1 data).
Copyrights © 2021