Ikan Tongkol adalah bahan pangan yang mengandung gizi tinggi namun mudah mengalami proses pembusukan, sebagai usaha mencegah pembusukan, nelayan menggunakan pengawet sintesis formaldehyde (formalin). Formalin merupakan bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan bersifat karsinogenik. Penelitian ini mengkaji tentang pengawetan alami pada ikan tongkol dengan etil laktat dari limbah ampas tebu. Limbah ampas tebu digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam laktat dari selulosa dan etil laktat. Selulosa diperoleh dengan cara hidrolisis menggunakan larutan H2SO4 2,2% selama 6 jam pada suhu 121oC. Hasil isolasi didapatkan selulosa sebesar 30,2%. Selulosa selanjutnya dihidrolisis untuk mendapatkan glukosa. Glukosa yang diperoleh difermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus sp. selama 10 hari pada suhu 35oC untuk menghasilkan asam laktat dengan konsentrasi 88%. Asam laktat diesterifikasi lebih lanjut menggunakan metode refluks pada suhu 80oC-89oC selama 3 jam dengan katalis H2SO4. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan FTIR. Karakteristik asam laktat dibuktikan dengan keberadaan serapan gugus karboksilat yang kuat di bilangan gelombang 1725,62 cm-1, sedangkan karakteristik etil laktat ditunjukkan dengan keberadaan serapan gugus ester pada bilangan gelombang 1581,96 cm-1. Pengawet alami ikan tongkol etil laktat ini dibuat dengan variasi kadar antara 0,5% hingga 5% dengan pelarut akuades dan penambahan propylen glycol sebagai emulsifier. Etil laktat diaplikasikan dengan cara disemprotkan dan dibiarkan. Aktivitas ethyl lactate sebagai pengawet ikan tongkol adalah pada konsentrasi 3% dengan hasil ikan mulai mengalami perubahan warna, rasa dan bau setelah dibiarkan di ruang terbuka selama 15 jam.
Copyrights © 2018