Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol 6, No 1 (2021): JUNE

MAKNA SIMBOLIS GUTI FU DI DESA BHERAMARI KECAMATAN NANGAPANDA KABUPATEN ENDE

Dentiana Rero (Universitas Flores)
Josef Kusi (Universitas Flores)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2021

Abstract

Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang makna simbolis dari upacara Guti fu bagi masyarakat Nangakeo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolis dari upacara Guti fu bagi masyarakat Nangakeo. Permasalahan ini diteliti dengan menggunakan teori interaksi simbolik yang digagaskan oleh Stryker. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yakni pengumpulan data, reduksi data, pemaparan data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebudayaan potong rambut (Guti fu) yang harus dilaksanakan setiap keluarga baru yang dikarunia keturunan namun bagi anak bayi pertama dalam satu keluarga sebagai tanda simbolis untukĀ  melindungi anak dari pengaruh dunia luar sepreti dari aspek pergaulan, mentalitas, karakter, kesehatan dan lain-lain. Dan adapun makna yang terkandung dalam upacara Guti fu yaitu makna religius, makna sosial, dan makna pelestarian. Untuk melaksanakan upacara yang berkaitan dengan budaya guti fu di butuhkan perlengkapan yang memiliki makna khusus, agar anak bayi tidak mengalami hambatan-hambatan untuk kelancaran upacara guti fu, karena upacara ini adalah salah satu wujud kepercayaan yang diturunkan secara turun-temurun. Dalam hal ini upacara guti fu menjadi salah satu tradisi kebudayaan adat istiadat masyarakat Nangakeo yang harus laksanakan dalam keluarga.Abstract: The problem in this study is about the symbolic meaning of the Guti fu ceremony for the Nangakeo people. The purpose of this research is to find out the symbolic meaning of the Guti fu ceremony for the Nangakeo people. This problem was examined using the theory of symbolic interaction initiated by Stryker. The method used in this study is the qualitative method. With a qualitative descriptive approach. Data collection techniques are observation, interview, and documentation. While data analysis techniques are data collection, data reduction, data exposure, conclusion drawing, or verification. The results of this study showed that the culture of haircuts (Guti fu) must be implemented in every new family that is blessed with offspring but for the first baby in one family as a symbolic sign to protect the child from the influence of the outside world as a result of the aspects of the association, mentality, character, health, and others. And the meaning contained in the ceremony Guti fu is religious, social meaning, and the meaning of preservation. To carry out the ceremony related to guti fu culture in need of equipment that has a special meaning, so that the baby does not experience obstacles to the smoothness of the ceremony guti fu, because this ceremony is one form of belief that is passed down through generations. In this case, the guti fu ceremony became one of the traditional cultural traditions of nangakeo people that must be carried out in the family.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

historis

Publisher

Subject

Earth & Planetary Sciences Education

Description

Jurnal Historis merupakan jurnal yang memuat naskah atau hasil penelitian di bidang kependidikan khususnya sejarah yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UM Mataram dengan ISSN 2549-7332 (Print) dan ISSN 2614-1167 (Online). Terbit pertama kali Juni 2017. Adapun ruang lingkup Jurnal ...