Tingkat kejadian demensia di Indonesia saat ini sangat tinggi, diduga salah satu penyebabnya adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan terjadi resistensi insulin yang dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif pada demensia. Penelitian ini bertujuan untuk menskrining demensia dan mengetahui hubungan tingkat keparahan diabetes mellitus terhadap tingkat demensia dan mengurangi resiko kejadian demensia. Metode Penelitian menggunakan metode cross-sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan data diambil melalui wawancara dengan pengisian kuisoner 6CIT. Hasil penelitian ini jumlah pasien diabetes mellitus terbanyak berdasarkan kelompok umur terbanyak dengan demensia umur 46-56 tahun (10.53%), umur 56-65 tahun (8.77%), >65 tahun (3.51%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin perempuan dan laki-laki pada demensia ringan tidak terjadi perbedaan signifikan dengan nilai (14.04%) tetapi jenis kelamin perempuan pada demensia berat terdeteksi 1 orang dengan nilai (1.75%). Pada tingkat pendidikan data terbanyak demensia SMP lebih banyak (8.77%) , SMA (7.02%),S1 (7.02%), D3 (2.86%), SD (1.75%). kesimpulan penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara tingkat keparahan diabetes mellitus dan tingkat demensia dengan nilai p-value 0,344 dengan uji pearson chi-square dan tidak terdapat hubungan antara penyakit dan tingkat demensia dengan p-value 0,318 (p <0,05). Validitas skrining 6CIT tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Analisis faktor-faktor yang dapat berdampak pada validitas skrining 6CIT adalah jenis kelamin, usia dan durasi pertanyaan.Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Demensia, 6-CIT
Copyrights © 2021