Stunting pada balita sejak golden periods anak perlu menjadi perhatian khusus yang nantinya dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Balita stunting memiliki risiko mengalami penurunan kemampuan intelektual, produktivitas, dan peningkatan risiko menderita penyakit degeneratif di masa mendatang. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor–faktor yang mempengaruhi stunting. Case Control Study with Comparison Group dengan purposive samplingmerupakan pendekatan yang didunakan pada penelitian ini. Responden dibagi dalam kelompok kasus (n=60) yang merupakan ibu dengan anak stunting dan kelompok kontrol (n=60) yang merupakan ibu dengan anak tidak stunting (normal). Kedua kelompok dilakukan penilaian observasi dan studi dokumentasi yang selanjutnya dianalisa menggunakan uji regresi logistik binear. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari analisa statistik lima variabel yaitu tinggi badan ibu, tingkat pendidikan ibu, pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir balita dan pemberian MPASI, diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian stunting: tingkat pendidikan ibu (p= 0,004 OR=10,7), pemberian ASI eksklusif (p= 0,003 OR=7,8) dan berat badan lahir balita (p= 0,028 OR=4,5). Secara statistic, faktor tingkat pendidikan ibu menjadi faktor paling dominan hubungannya dengan kejadian stunting yang secara berurutan disusul oleh faktor pemberian ASI eksklusif dan berat badan lahir balita. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi perawat dan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pola asuh anak, pemberian ASI ekslusif dan pemenuhan kebutuhan nutrisi Ibu hamil untuk mencegah berat badan lahir balita rendah, sehingga hal tersebut menjadi upaya pencegahan terjadinya stunting. Kata Kunci :stunting, status gizi, ASI eksklusif, tumbuh kembang.
Copyrights © 2020