Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 6, No 1 (2021)

Penguatan dan Edukasi Keluarga Sebagai Upaya Menekan Angka Stunting dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Sumatera Utara

Nurcahaya Sinaga (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)
Robitah Asfur (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)



Article Info

Publish Date
06 Aug 2021

Abstract

AbstrakStunting atau sering disebut balita pendek adalah suatu permasalahn gizi yang dialami balita didunia saat ini. Pada tahun 2017 sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Angka prevalensi di Asia sekitar 55% balita yang mengalami stunting. Sepertiganya 39% berada di afrika. Menurut World health Organization(WHO) Indonesia masuk nominasi ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting adalah 36,4% pada tahun 2005-2017.Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara pada tahun 2013, terdapat 25 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara mempunyai angka prevalensi stunting diatas angka prevalensi nasional yaitu sebesar 30-39%, urutan 5 Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi stunting tertinggi yaitu Langkat 55%, Padang Lawas 54,9%, Nias Utara 54,8%, Batu Bara, 54,7%, dan Pakpak Barat 52,3%. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada anak. Faktor penyebab timbulnya stunting salah satunya yaitu sanitasi lingkungan. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional(SUSENAS) 2017, rumah tangga yang mempunyai sanitasi yang layak apabila prasarana sanitasi digunakan memenuhi syarat kesehatan seperti, dilengkapi dengan jenis kloset leher angsa atau plengsengan dengan tutup dan mempunyai tempat pembuangan akhir tinja, dan merupakan fasilitas buang air besar yang digunakan sendiri atau bersama. Presentase rumah tangga yang memilki akses terhadap sanitasi yang layak di Indonesia pada tahun 2017 adalah 67,89%. Di provinsi sumatera utara memilki presentase 73,00%. Provinsi yang memiliki presentase tertinggi yaitu DKI Jakarta sekitar 91,13%, dan presentase terendah yaitu provinsi Papua sekitar 33,06%...

Copyrights © 2021