Makalah ini mengeksplorasi tentang kehidupan suku Mentawai berdasarkan hal-hal yang terungkap di dalam novel Burung Kayu karya Niduparas Erlang. Novel ini merupakan novel ekplorasis yang menuangkan fakta di lapangan. Kehidupan perempuan suku Mentawai cukup menarik perhatian karena dianggap tidak pernah mengalami perubahan, meskipun sebagian kehidupan suku Mentawai telah ditransformasi ke dalam konsep kehidupan barasi. Penelitian ini dibatasi pada dua hal berikut, yaitu 1) bagaimana keterlibataan perempuan dalam sebuah konflik kultural? dan  2) bagaimana bentuk upaya pemertahan diri perempuan dalam suku Mentawai untuk mengatasi konflik kultural tersebut? Melalui konsep analisis framing Pan Kosicki, kehidupan perempuan suku Mentawai dieksplorasi. Hasil amatan sementara, kehidupan perempuan suku Mentawai ibarat dalam dua sisi mata uang. Pada satu sisi, peranannya sangat masif di lingkungan domestik, tetapi peranan tersebut dikooptasi kepentingan patriarkis yang sangat kental.
Copyrights © 2021