Penelitian ini tentang proses ekranisasi unsur naratif dalam film Cahaya Cinta Pesantren sutradara Raymond Handaya. Film Cahaya Cinta Pesantren diproduksi oleh Fullframe Pictures yang dirilis pada tahun 2017 yang disutradarai oleh Raymond Handaya dan memiliki durasi sekitar 2 jam 28 menit 37. Film Cahaya Cinta Pesantren diangkat dari sebuah novel dengan judul Cahaya Cinta Pesantren karya seorang penulis yang bernama Ira Madan. Dalam film Cahaya Cinta Pesantren terdapat proses penciutan, penambahan dan perubahan bervariasi. Untuk mengungkap hal tersebut, peneliti menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dan teori ekranisasi Bluestone. Proses ekranisasi yang terjadi dalam film Cahaya Cinta Pesantren meliputi ekranisasi pada alur cerita, tokoh dan penokohan. Proses ekranisasi yang dilakukan terhadap film Cahaya Cinta Pesantren bertujuan untuk mengurangi durasi dalam pembuatan film dan bertujuan untuk menambah efek dramatis dalam penyampaian alur cerita di dalam film Cahaya Cinta Pesantren. Film Cahaya Cinta Pesantren juga sangat mencerminkan arti sebuah perjuangan dan persahabatan serta belajar untuk mengikhlaskan sesuatu dan mencoba untuk bisa menerima keadaan. Film Cahaya Cinta Pesantren mencerminkan arti sebuah pengorbanan kedua orang tua agar anaknya bisa menjadi yang terbaik.
Copyrights © 2017