Jurnal Artefak
Vol 8, No 2 (2021): September

COLONIAL TOWN PONTIANAK: PROSES TERBENTUK DAN PERKEMBANGANYA PADA MASA VEREENIGDE OOST-INDISCHE COMPAGNIE (VOC) TAHUN 1779-1791

Haris Firmansyah (Universitas Tanjungpura)



Article Info

Publish Date
27 Oct 2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana proses awal terbentuknya kota kolonial dan perkembanganya di Pontianak pada masa Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang berlangsung dari tahun 1779-1791. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini sebagai berikut: Proses awal terbentuknya Colonial Twon yang dibangun VOC bukanlah di tanah yang kosong sehingga mereka selalu membuat perjanjian politik dengan penguasa tradisional, di Pontianak VOC membuat perjanjian politik yang disebut Acte Van Investiture pada 5 Juli 1779, semenjak saat itu VOC mendapat wilayah seluas 1000x1000 m untuk dijadikan pusat administrasi mereka. Daerah yang dikelola oleh VOC itu disebut ‘Duizen Vierkanten Paal”. Pasca perjanjian politik itu kemudian pontianak dapat dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan, antara Kesultanan yang berada di sebalah utara yang disebut dengan kawasan Tradisional Town dan VOC sebalah selatan yang disebut dengan Colonial Town. Dua kawasan tersebut dipisahi oleh sungai Kapuas. Di Duizen Vierkanten Paal inilah VOC mulai membangun Kota Kolonial yang berlangsung dari tahun 1779-1791. VOC melihat potensi Pontianak sebagai daerah yang stratgeis untuk pusat perdagangan sehingga dengan cepat daerah ini berkembang. Orang-orang dari berbagai daerah pun berdatangan untuk bermukim di Pontianak. Pasca bubarnya VOC asetnya yang dimilikinya termasuk yang terdapat di kota colonial Pontiank diambil alih oleh Inggris melalui Rafles pada tahun 1811-1815 namun tidak terlalu berpengaruh pada pembangunan dan perkembangan Kota Kolonial. Pada tahun 1819 kemudian asset-aset VOC diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda.This research aims to find out how the initial process of the formation of the colonial city and its development in Pontianak during the Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) period that took place from 1779-1791. The research method used in this study is a historical research method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of this study are as follows: The initial process of the formation of Colonial Twon built by the VOC was not in vacant land so they always made political agreements with traditional rulers, in Pontianak the VOC made a political agreement called Acte Van Investiture on July 5, 1779, since then the VOC got an area of 1000x1000 m to be their administrative center. The area managed by the VOC was called 'Duizen Vierkanten Paal". After the political agreement, Pontianak could then be divided into two territories, between the Sultanate in the north called the Traditional Town area and the VOC as the south called Colonial Town. The two areas are separated by the Kapuas river. It was in Duizen Vierkanten Paal that the VOC began to build the Colonial City which lasted from 1779-1791. The VOC sees the potential of Pontianak as a stratgeist area for the center of trade so that it quickly develops. People from various regions also came to live in Pontianak. After the dissolution of the VOC its assets including those in the colonial city of Pontiank were taken over by the British through Rafles in 1811-1815 but had little effect on the development and development of the Colonial City. In 1819 voc assets were taken over by the Dutch East Indies Government.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

artefak

Publisher

Subject

Education Other

Description

Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan ...