cover
Contact Name
Jurnal Artefak
Contact Email
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Artefak
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23555726     EISSN : 25800027     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan Pendidikan. Diterbitkan secara berkala Dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 165 Documents
KEBERADAAN STASIUN KERETA API JALUPANG (JALUR SAKETI-BAYAH) TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DI DESA CIDAHU KABUPATEN LEBAK, BANTEN TAHUN 1942-1950 Weny Widyawati Bastaman; Neng Resiana
Jurnal Artefak Vol 5, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.979 KB) | DOI: 10.25157/ja.v5i2.1945

Abstract

Secara umum jalur kreta api yang tidak aktif telah ditempati menjadi hunian masyarakat, keberadaanya telah di aktifkan kembali oleh pemerintah sehingga ini menjadi persoalan sosial di Desa Cidahu Kabupaten Lebak Banten. Metode yang digunakan oleh penulis dalam karya ilmiah ini adalah metode historis atau metode sejarah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan stasiun Jalupang merupakan awal dimana kehidupan masyarakat Desa Cidahu berubah secara drastis, yang awalnya Desa Cidahu merupakan daerah yang sepi, belum adanya alat transportasi apapun sehingga kegiatan berpergian sangatlah sulit dan kegiatannya sebagian besar bertani dan berpendidikan pondok pesantren dan ketika stasiun Jalupang beroperasi kehidupan mereka membaik, seperti adanya penunjang transportasi sehingga tidak sulit lagi untuk berpergian ke suatu tempat dan adanya peluang atau tempat untuk berjualan. Maka, ketika perkeretaapian jalur Saketi-Bayah beroperasi dan adanya stasiun Jalupang di Desa Cidahu, daerah tersebut ramai oleh penumpang kereta yang berasal dari dalam daerah maupun luar daerah yang akan berpergian entah ke tempat saudara, tempat bekerja ataupun pondok pesantren atau penumpang kereta api yang hanya transit di stasiun Jalupang tersebut.AbstractIn general, the inactive fire route has been occupied as a community residence, its existence has been reactivated by the government so that this has become a social problem in the Cidahu Village of Lebak Regency, Banten. The method used by the author in this scientific work is the historical method or historical method. The results of this study indicate that the existence of the Jalupang station is the beginning where the lives of the people of Cidahu Village changed drastically, initially Cidahu Village was a quiet area, there was no means of transportation so travel activities were very difficult and activities were mostly farmed and educated by Islamic boarding schools Jalupang operates their lives improved, such as the existence of transportation support so it is no longer difficult to travel to a place and there are opportunities or places to sell. So, when the Saketi-Bayah railway line operates and there is a Jalupang station in Cidahu Village, the area is crowded with train passengers who come from within the region and outside the area who will travel either to your place, work or boarding school or train passengers who only transit at the Jalupang station.
PROBLEMATIKA DALAM PELESTARIAN TRADISI ANGKLUNG BADUD DI DESA MARGAJAYA KECAMATAN CIJULANG Krisna Sujaya
Jurnal Artefak Vol 5, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.499 KB) | DOI: 10.25157/ja.v5i1.1912

Abstract

Tradisi angklung badud merupakan salah satu bentuk kesenian berjenis angklung buhun yang berasal dari Dusun Margajaya Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Tradisi angklung badud tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Dusun Margajaya, Kecamatan Cijulang. Hal ini diindikasikan dari penggunaan tradisi angklung badud sebagai media dalam ritual pertanian padi, yang merupakan mayoritas profesi masyarakat Dusun Margajaya, Kecamatan Cijulang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai keadaan atau gejala yang terjadi tanpa melepaskan objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini bahwa seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin maju, perkembangan dan pelestarian tradisi angklung badud semakin memprihatinkan. Banyak faktor yang yang menjadikan eksistensi tradisi angklung badud berada di posisi yang mengkhawatirkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya perkembangan angklung badud diantaranya: 1). Perubahan sistem pertanian masyarakat sebagai akar tradisi angklung badud, 2). Sistem pewarisan yang kurang optimal, 3). Akulturasi budaya yang menggerus pelestarian angklung badud. 4). Mind set masyarakat yang lebih menyukai hal-hal yang bersifat modern, 5). Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan tradisi lokal, 6). Kepedulian pemerintah daerah yang kurang optimal terhadap pelestarian angklung badud.AbstractThe tradition of Badud angklung is one of the art forms of angklung buhun originating from Margajaya Hamlet, Cijulang District, Pangandaran Regency. The Badud angklung tradition grows and develops in the people of Margajaya Hamlet, Cijulang District. This is indicated by the use of the angklung badud tradition as a medium in rice farming rituals, which constitutes the majority of the profession of the people of the Margajaya Hamlet, Cijulang District. This research is included in descriptive qualitative research, namely research that provides an overview of the situation or symptoms that occur without releasing the object under study. Data collection techniques in this study used observation, interview and documentation techniques. The results of this study that along with the development of the times and increasingly advanced technological advances, the development and preservation of the Badud angklung tradition is increasingly alarming. Many factors that make the existence of the Angud Angklung tradition in a worrying position. Several factors that influence the development of badud angklung include: 1). Changes in the community farming system as the root of the Badud angklung tradition, 2). Less optimal inheritance system, 3). Cultural acculturation which undermines the preservation of badud angklung. 4). The mind set of people who prefer things that are modern, 5). Lack of public awareness in preserving local traditions, 6). The sub-optimal government's concern for the preservation of badud angklung.
PERANAN BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI) 1945 DALAM PROSES MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA Nana Setialaksana
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.955 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.904

Abstract

Tujuan pembentukan BPUPKI oleh pemerintah Jepang, yaitu hanya menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan namun kenyataan sebenarnya ialah “Merancang Undang Undang Dasar Indonesia yang merdeka dan berdaulat”. Kiranya dapat dipahami bahwa BPUPKI yang mewakili seluruh bangsa Indonesia benar-benar mengambil nasibnya ditangan sendiri untuk menentukan persiapan kemerdekaannya, artinya tidak menurut saja kepada ketentuan Juridis formil dan keinginan kolonialis Jepang. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah suatu masalah yang terjadi di masa lampau, penulis mempergunakan metode penelitian historis.. Metode penelitian historis adalah suatu metode untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektifitas, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.The aim of Japan Government to establish the BPUPKI is not only to investigate the efforts of liberating Indonesia, but also “To Arrange an Independent Indonesia’s Constitution”. It is realized that BPUPKI which are represent the whole of Indonesian as the determinant in preparing Indonesia’s liberation. It means, they should decided it by themselves not according to Japan Colonialist’s desire or formal juridical decision. The research tends to exploration research since the object of the research is an issue which is happened in past time and historical research is used as the method of the research. Historical research method is a method to arrange the past time reconstruction systematically and objectively by collecting, evaluating, verifying, and synthesize the evidences to obtain a clear fact and a strong conclusion.
DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN PANGANDARAN TERHADAP POTENSI BUDAYA DAN PARIWISATA ALAM KABUPATEN CIAMIS Wulan Sondarika; Dewi Ratih; Aan Suryana
Jurnal Artefak Vol 4, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.085 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i1.733

Abstract

Pemekaran suatu daerah tentu akan berdampak pada segala aspek, aspek budaya dan pariwisata bagi Kabupaten Ciamis. Tujuan utama dari penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk menganalisis pemekaran Daerah Pangandaran; aspek budaya dan aspek pariwisata. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian potensi budaya kabupaten Ciamis sebelum terjadinya pemekaran kabupaten Pangandaran yaitu, ronggeng gunung, Bebegig Sukamantri, ronggeng amen, debus Panjalu, wayang landung, dan sebagainya. Sedangkan untuk pariwisata alam yang memberikan pemasukan paling besar bagi PAD kabupaten Ciamis yaitu wisata alam pantai Pangandaran. Potensi budaya dan pariwisata alam kabupaten Ciamis setelah terjadinya pemekaran kabupaten Pangandaran mengalami perubahan, yaitu belum jelasnya kesenian ronggeng gunung dalam hal kepemilikan, Sedangkan untuk pariwisata alam, kabupaten Ciamis kehilangan wisata alam pantai Pangandaran yang memberikan pemasukan paling besarbagi PAD kabupaten Ciamis. Sedangkan, dampak pemekaran kabupaten Pangandaran yang sangat besar dirasakan adalah dalam hal pariwisata alam, karena dengan terlepasnya Pangandaran, kabupaten Ciamis kehilangan PAD sampai 85% dan apabila diuangkan mencapai 6 miliar.Expansion of a region will certainly impact on all aspects, cultural and tourism aspects for the District of Ciamis. The main purpose of the writing of this scientific paper is to analyze the expansion of Pangandaran Region; cultural aspects and aspects of tourism. The method used hearts singer research is using qualitative approach. The results of the research potential of cultural Ciamis district before the onset of Pangandaran regencies, namely, Ronggeng Mountains, Bebegig Sukamantri, Ronggeng Amin, Debus Panjalu, Landung Puppet, and so forth. As for the nature tourism review that brings in big fence Revenue Share (PAD) Ciamis District Pangandaran Beach is a natural attraction. The potential of cultural and natural tourism Ciamis District taxable income of the province was split Pangandaran Regency unchanged, ie unclear arts ronggeng mountain hearts ownership, while for a review of natural tourism, Ciamis district Loss of natural attractions Pangandaran That gives entry fence big Revenue Share PAD (PAD) Ciamis District. Meanwhile, the impact of the expansion Pangandaran Regency most big hearts felt is eco-tourism thing, because with the release of Pangandaran, Ciamis Regency Lost Revenue (PAD) to 85% and when cashed reached 6 billion.
ANALISIS POTENSI DESA DITINJAU DARI SOSIAL BUDAYA KESENIAN TRADISIONAL RONGGENG GUNUNG DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PRASEJAHTERA Dewi Ratih; Wulan Sondarika
Jurnal Artefak Vol 5, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.993 KB) | DOI: 10.25157/ja.v5i2.1936

Abstract

Ronggeng gunung merupakan kesenian asli Jawa Barat. Dulu dikenal dengan sebutan Ronggeng buhun. Untuk sekarang kesenian ini sudah sangat jarang sekali ditemukan di tanah Priangan dikarenakan efek dari kebudayaan luar yang sudah meraja lela di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sosial budaya kesenian tradisional Ronggeng Gunung terhadap pendapatan masyarakat prasejahtera. Populasi penelitian adalah pemerintahan Desa Ciulu dan pelaku kesenian ronggeng gunung Bi Raspi dan kawan-kawan. Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah; potensi sosial budaya kesenian tradisional Ronggeng Gunung di Desa Ciulu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis kurang memberikan dampak baik terhadap perekonomian masyarakat terutama bagi pelaku Ronggeng Gunung itu sendiri karena tidak adanya perhatian dari pihak pemerintah.AbstractRonggeng mountain is an original art of West Java. Formerly known as Ronggeng buhun. For now this art has been very rarely found in the land of Priangan due to the effects of foreign culture that has been rampant in Indonesia. This study aims to analyze the social and cultural potential of Ronggeng Gunung traditional arts on the income of underprivileged people. The study population was the government of Ciulu Village and the ronggeng mountaineers of Bi Bi Raspi and friends. The results of this study include; the socio-cultural potential of Ronggeng Gunung traditional art in Ciulu Village, Banjarsari Subdistrict, Ciamis Regency has not had a good impact on the economy of the community, especially for the perpetrators of the Ronggeng Gunung itself because of the lack of attention from the government.
PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA SERTA POLEMIKNYA DENGAN SOEKARNO Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.756 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.910

Abstract

Tulisan ini berjudul “Pemikiran Mohammdad Natsir Tentang Hubungan Agama dan Negara serta Polemiknya dengan Soekarno”. Tulisan ini berawal dari keinginan sebagian umat Islam era sekarang untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara mempunyai landasan historis yang cukup panjang sejak awal kemerdekaan tahun 1945. Mohammad Natsir  merupakan salah satu tokoh Islam Indonesia yang paling awal menyuarakan secara terbuka bahwa Islam layak untuk dijadikan dasar negara. Adapun tujuan tulisan ini pertama, untuk memaparkan pemikiran Mohammad Natsir tentang hubungan antara agama (Islam) dan negara serta bagaimana ia menyanggah argumentasi pemikiran Soekarno yang menganut paham pemisahan agama dan negara. Kedua, latar belakang kehidupan Mohammad Natsir serta setting sosial politik yang mempengaruhi pola pikir Mohammad Natsir mengenai hubungan agama dan negara. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah. Metode ini mencakup empat tahapan kegiatan, yaitu heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber tertulis), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa Mohammad Natsir menganut paham kesatuan agama dan negara yang merupakan lawan dari sekularisasi. Dalam melaksanakan hukum Islam perintahnya cukup jelas baik dalam Al-Qur`an maupun hadis. Negara bagi Natsir bukan tujuan, tetapi sebatas alat untuk melaksanakan hukum Islam yang merupakan keharusan bagi setiap penganut Islam sebagai konsekwensi dari keimanannya dan syahadatnya.
KADIPATEN CIANCANG DALAM PERSPEKTIF LOKAL Dewi Ratih
Jurnal Artefak Vol 4, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.888 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i1.572

Abstract

Perkembangan sejarah Kabupaten Galuh berawal dari berdirinya kerajaan di Kabupaten Ciamis yang biasa disebut dengan Kerajaan Galuh atau Kerajaan Sunda Galuh. Kerajaan Galuh ini diungkapkan dalam beberapa sumber sejarah, baik melalui naskah atau prasasti. Naskah yang menyebutkan Kerajaan Galuh ini tergolong kedalam historiografi tradisional yang didalamnya mengandung unsur mitos, dongeng, legenda, dan unsur-unsur yang bersifat historis. Beberapa naskah yang menceritakan tentang Kerajaan Galuh karenanya banyak menggunakan historiografi tradisional, maka sebuah penulusuran penulisan sejarah Galuh secara ilmiah sangat dibutuhkan untuk penulisannya secara kritis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang terbagi menjadi empat tahapan kerja. Pertama, heuristik yakni tahap pengumpulan sumber. Kedua, kritik yang terbagi menjadi kritik eksternal dan kritik internal, ketiga, interpretasi yaitu penafsiran sumber, dan terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DUAL CODING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Informatika Ciamis) Sri Pajriah; Agus Budiman
Jurnal Artefak Vol 4, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.436 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i1.737

Abstract

Penelitian ini berawal dari pendapat umum bahwa pembelajaran sejarah telah menghindari kinerja verbal dan visual. Namun, mereka perlu agar siswa mengingat dan memahami materi dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model dual coding terhadap prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran model dual coding yang menyatakan bahwa suatu informasi akan mudah diingat dan dipahami jika disampaikan secara verbal atau visual. Praktis, penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pendidik untuk mengembangkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar sejarah. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dengan menganalisis data uji t menggunakan SPSS 17 terhadap dua kelompok siswa dari SMA Informatika dan MAN 1 Cijantung. Sampel diambil dengan menggunakan random sampling dengan mengocok kelompok siswa dari berbagai sekolah. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu observasi dan uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan dual coding dan mereka yang tidak. Kedua, tidak ada hasil belajar yang signifikan yang menggunakan dual coding yang terintegrasi dan terpisah. Akhirnya, hasilnya adalah bahwa kedua kelompok siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam belajar sejarah. Namun, hasil prestasi siswaThis study started from the general opinion that history learning has avoided verbal and visual performance. However, they are needed for the student to remember and comprehend the material from the teacher. This study is aimed at finding out the influence of dual coding model towards the student's achievement in history learning. Theoretically, this study is aimed at finding out the truth of dual coding model which stated that an information will be easily remembered and comprehend if it is delivered verbally or visually. Practically, this study will give a contribution for educators for developing professional competence. Hence, it can improve interest and achievement of the student in learning history. This study used experimental study by analyzing data of the t-test using SPSS 17 towards two groups of the student from SMA Informatika and MAN 1 Cijantung. The samples are taken by using random sampling by shuffling the group of the student from different school. This study used two instruments namely observation and test. The result showed that firstly, there is a significant difference between the student that who used dual coding and those who are not. Secondly, there is not a significant result of learning who used integrated and separated dual coding. Finally, the result is that both of group of a student has different ability in learning history. However, the result of students’ an achievement is similar.
PERAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA DI KABUPATEN CIAMIS Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 5, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.927 KB) | DOI: 10.25157/ja.v5i1.1913

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran sumber daya manusia dalam pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dalam upaya untuk mendapatkan data dan fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa peran sumber daya manusia sebagai faktor kunci keberhasilan dalam mewujudkan pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis. Peran SDM sebagai motor penggerak industri pariwisata, pencipta produk industri pariwisata, dan sebagai penentu daya saing industri pariwisata. Hal ini dapat diwujudkan melalui pendidikan pariwisata dan pelatihan pemandu wisata yang harus dimiliki bagi masyarakat khususnya berada di daerah wisata untuk mengembangkan pariwisata budaya di wilayah Kabupaten Ciamis, karena melalui kegiatan tersebut akan lebih meningkatkan mutu, kinerja dan hasil yang diperoleh menjadi lebih baik. Maka, peran SDM sangat menunjang keberhasilan bagi pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis dengan kompetensi yang dimilikinya, sehingga objek wisata budaya yang ada di Kabupaten Ciamis menjadi tujuan wisata yang lebih menarik dan memiliki keunikan yang kaya akan nilai sejarah dan budaya Galuh serta bermanfaat bagi masyarakat yang berada di daerah wisata sebagai sarana memperoleh penghasilan sehingga kesejahteraan masyarakatpun akan lebih meningkat.Abstract This study aims to analyze the role of human resources in the development of cultural tourism in Ciamis Regency. The method used in this study is a historical research method in an effort to obtain data and facts in the field. Based on the results of this study, the role of human resources as a key success factor in realizing the development of cultural tourism in Ciamis Regency. The role of Human Resources as the driving force of the tourism industry, the creator of tourism industry products, and as a determinant of the competitiveness of the tourism industry. This can be realized through tourism education and must-have tour guide training for the community, especially in tourist areas to develop cultural tourism in the Ciamis Regency area, because through these activities the quality, performance and results obtained will be better. So, the role of Human Resources greatly supports the success of the development of cultural tourism in Ciamis Regency with its competencies, so that cultural tourism objects in Ciamis Regency become more attractive and unique tourist destinations that are rich in Galuh's historical and cultural values and beneficial for communities in tourist areas as a means of earning income so that the welfare of the community will increase.
PEWARISAN NILAI-NILAI HISTORIS DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG ADAT DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Dede Wahyu Firdaus
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.434 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.906

Abstract

Pada masa sekarang ini pendidikan modern yang lebih mengarah pada rasionalitas seringkali mengabaikan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lokal yang kaya akan nilai-nilai budaya. Sehingga akan menjadi sebuah permasalahan jika kita tidak dapat mengenal jati diri bangsa kita sendiri. Bagaimana kita dapat memiliki sebuah identitas nasional jika tidak mengenal akar budaya leluhur kita. Rendahnya pengetahuan akan keberadaan komunitas adat merupakan sebuah hal yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Selain itu perlu adanya sebuah kebijakan baru yang tidak hanya melindungi komunitas adat tersebut, tetapi mengenalkan nilai-nilai ajaran luhur yang dimiliki oleh komunitas-komunitas adat di Indonesia terhadap kaum muda di Indonesia. Untuk itu, dalam mengatasi berbagai gejala seperti di atas, sebenarnya dapat dipahami bersama dengan pendekatan budaya, yaitu pendekatan melalui pewarisan nilai-nilai historis dan kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Pewarisan nilai-nilai historis dan kearifan lokal masyarakat kampung adat Kuta dalam pembelajaran sejarah ini dilakukan melalui proses penerapan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang bisa digunakan agar hasil belajar bisa optimal dalam rangka pewarisan nilai sejarah lokal adalah dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). Model Pembelajaran ini merupakan suatu sistem pengajaran yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.Today, modern education that leads to rationality often ignores the knowledge of local knowledge that is rich in cultural values. So it will be a problem if we can not recognize our own national identity. How can we have a national identity if we do not know the roots of our ancestral cultures. The low knowledge of the existence of indigenous communities is a matter of concern to the various parties. In addition, there is a need for a new policy that not only protects the indigenous community, but introduces the noble teachings of indigenous communities in Indonesia to young people in Indonesia. Therefore, in overcoming the various symptoms as above, it can be understood in conjunction with the cultural approach, namely the approach through the inheritance of historical values and local wisdom. The method used in this study used a qualitative approach with ethnographic methods. The inheritance of the historical values and the local wisdom of the indigenous villagers of Kuta in the study of history is done through the process of applying contextual learning model. Learning model that can be used for learning outcomes can be optimal in order to inherit the value of local history is to use Contextual Teaching and Learning (CTL). This learning model is a teaching system that generates meaning by linking the academic content and the context of the student's daily life.

Page 1 of 17 | Total Record : 165