AKSIOLOGIYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 5, No 4 (2021): November

Penggunaan Pupuk Organik Cair sebagai Alternatif Pengendalian Biaya Produksi Petani

Nurullaili Mauliddah (Universitas Muhammadiyah Surabaya)
Asyidatur Rosmaniar (Universitas Muhammadiyah Surabaya)



Article Info

Publish Date
19 Nov 2021

Abstract

ABSTRAK  Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani sawi melalui penggunaan pupuk organik cair di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Pada masa pandemi covid 19 ini pasokan pupuk kimia tersendat dan mengakibatkan harga pupuk semakin mahal. Pada tahun 2010 pemerintah memunculkan wacana global untuk kembali ke alam (back to nature) di sektor pertanian, di antaranya dengan pemanfaatan bahan alam (bahan baku hayati). Untuk itu kegiatan ini memanfaatkan gulma yang terdapat diarea pertanian tumpang sari dimana area pertanian ini terdapat lahan untuk tanaman sawi, jeruk dan jambu kristal namun sebagian lagi merupakan area tambak ikan yang banyak terdapat gulma seperti kangkung liar dan buah yang sudah busuk. Dengan demikian, dilakukan pembuatan pupuk organik cair dengan menambahkan mikro organisme EM4 kepada bahan baku yaitu gulma. Diperoleh hasil bahwa penggunaan pupuk organik cair ini dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas sawi dan hasil pertanian lainnya. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh adanya peningkatan pendapatan petani sebesar 22% dari penggunaan pupuk organik cair ini. Luaran dari kegiatan ini adalah produk berupa pupuk organik cair yang dibuat sendiri oleh peserta pelatihan dan meningkatkan motivasi para petani untuk mengembangkan secara mandiri alternatif pupuk organik sesuai dengan kebutuhan. Kata Kunci: Pupuk organik cair, biaya produksi, gulma ABSTRACT This service activity aims to provide skills training to reduce production costs and increase the income of mustard farmers through the use of liquid organic fertilizer in Gunung Anyar Tambak Village, Gunung Anyar District, Surabaya City. During the COVID-19 pandemic, the supply of chemical fertilizers stagnated and resulted in increasingly high fertilizer prices. In 2010 the government raised a global discourse to return to nature (back to nature) in the agricultural sector, including natural materials (biological raw materials). For this reason, this activity utilizes weeds found in the intercropping agricultural area. This agricultural area has land for mustard, citrus, and crystal guava plants but partly is a fish pond area with many weeds such as wild kale and rotten fruit. Thus, a liquid organic fertilizer was made by adding EM4 micro-organisms to the raw material, namely weeds. The results show that liquid organic fertilizer can reduce production costs and increase the productivity of mustard greens and other agricultural products. Based on the interview results, it was found that there was an increase in farmers' income by 22% from the use of this liquid organic fertilizer. The output of this activity is a product in the form of liquid organic fertilizer, which is made by the trainees themselves and increases the motivation of the farmers to develop alternative organic fertilizers according to their needs independently. Keywords: Liquid organic fertilizer, production costs, weeds

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

Axiologiya

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

Aksiologiya merupakan jurnal pengabdian kepada masyarakat yang menjadi wadah ilmiah untuk pengabdian. Artikel merupakan hasil dari IbM, IbW, IbPE, IbIKK, atau pengabdian lainnya yang berasal dari non ...