Walaupun masyarakat Indonesia yang sebagian besar Muslim, tetapi proporsi merekayang menggunakan layanan perbankan syariah dan juga pangsa pasarnya tetap kecildibandingkan dengan yang konvensional. Kami berpendapat bahwa kondisi terjadikarena kurang efektifnya iklan untuk meningkatkan sikap konsumen terhadap iklandan brand bank syariah. Kami fokus pada dua variabel, pembingkaian pesan danendorser, untuk mengarahkan para pemasar bagaimana merancang suatu iklan yangefektif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang diikuti oleh 240 mahasiswaS1 pada salah satu departemen di perguruan tinggi ternama di Surabaya, Jawa Timur.Peneliti menggunakan endorser dan bank fiktif, yakni Al-Baraka. Pesan dikemas secaraagamis dengan framing positif dan negatif. Masing-masing pesan disampaikan olehendorser, baik expert maupun selebriti. Endorser expert divisualisasikan sebagai priaberjenggot dan berpakaian layaknya ustadz. Sedangkan endorser selebritidivisualisasikan oleh seorang laki-laki ganteng berwajah Arab, mengenakan baju koko.Penampilan kedua endorser ini dibuat demikian supaya terlihat Islami. Kedua messageframing dan kedua endorser tersebut dikombinasikan kedalam empat iklan yangberbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian pesan positif lebihefektif untuk menyampaikan pesan dibandingkan pembingkaian pesan negatif.Artinya, persuasi iklan yang dibingkai positif lebih efektif. Penggunaan selebritisebagai endorser menunjukkan lebih unggul dalam meningkatkan sikap pesertaterhadap merek ketimbang penggunaan endorser dari kalangan ahli. Expert hanyamemiliki daya tarik hanya pada keahlian yang dimilikinya sehingga dampak positif yangdiharapkan memiliki efek yang terbatas. Menariknya, kombinasi framing positif dancelebrity endorser mencapai dampak terbesar terhadap sikap peserta dibandingkandengan kombinasi lainnya. Endorser selebriti yang menyampaikan pesan yang negatifmenjadikan sikap konsumen turun drastis. Implikasi manajerial dan akademik selanjutnyadisajikan dalam artikel ini.
Copyrights © 2020