Isu pemanasan global merupakan ancaman yang nyata dan sangat terasa di kawasan perkotaan, terutama di kawasan hunian. Temperatur lingkungan kediaman yang melebihi tinggi suhu bangunan lainnya, tingkat kenyamanan merupakan salah satu dampaknya. Hal ini tidak terlepas dari fenomena ‘Pulau Panas Perkotaan’, akibat lebih tingginya temperatur lingkungan dibanding dengan tingkat kenyamanan penghuni. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur seberapa puas dan nyaman penghuni hunian vertikal di Apartemen Kebagusan City Jakarta. Peneliti menerapkan metode dalam penelititian ini dengan cara membandingkan persepsi penghuni terhadap kenyamanan termal, dengan simulasi penghitungan kenyamanan termal. Hasil penelitian ini memperlihatkan, dengan rata-rata temperatur udara berada pada kisaran 33°C pada siang hari, ditambah dengan pola aktivitas serta pola sirkulasi angin yang ada, penghuni masih merasakan kondisi sejuk meskipun dalam simulasi menunjukkan nilai hangat. Apartemen Kebagusan City menggunakan bebeberapa rekayasa bangunan seperti konfigurasi gedung, bahan dan warna, serta berbagai rekayasa lainnya untuk mengatur tingkat kenyamanan termal di kawasan permukiman
Copyrights © 2021