Keberadaan komunikasi sebagai disiplin ilmu masih menyimpan pertanyaan. Sifatnya yang multi disipliner cenderung membuat komunikasi tidak diakui sebagai ilmu atau hanya sebatas suatu studies. Di satu sisi muncul perbedaan pendapat mengenai asal usul lahirnya ilmu komunikasi, namun semuanya sepakat bahwa komunikasi merupakan ilmu pengetahuan. Tulisan ini akan mencoba menjelaskan secara ringkas tentang hal ini. Ilmu akan diakui bila obyektif, metodis, sistematis, dan universal. Dalam kajian filsafat ilmu dapat dianalisis dalam tiga wilayah yaitu “ada” (ontology), “pengetahuan” (epistemology), dan “nilai” (Actiology).Secara ontologis obyek material ilmu komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antar manusia. Aspek epistemologi digambarkan dengan mempertanyakan “Mengapa manusia berkomunikasi?”, “Dari mana datangnya motif komunikasi?”, “Dari mana konsepsi kebahagiaan?”, “Dari mana datangnya falsafah hidup?”, “Dari mana datangnya peralatan rohaniah yang bekerja secara simultan?”, dan akhirnya “Darimana datangnya manusia?”. Metodis ilmu komunikasi dapat dibangun melalui dua macam metode penelitian kuantitatif-positivist dan kualitatif anti-positivist. Berikutnya universalitas yang berlaku untuk ilmu komunikasi hanya bagi kuantitatif-positivis. Berarti komunikasi merupakan ilmu karena memenuhi syarat-syarat ilmu pada umumnya, namun secara khusus tidak persis sama.
Copyrights © 2017