Jumlah kendaraan di Kota Makassar setiap tahunnya mengalami peningkatan, akan tetapi tidak diimbangi dengan infrastruktur lalu lintasnya, yang akhirnya menyebabkan kemacetan. Kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stres, waktu terbuang, mengurangi jam kerja atau belajar, pemborosan bensin dan hilangnya pendapatan. Maka perlu dikaji besar kerugian dari dampak kemacetan pengguna jalan yang dapat dilihat dari perubahan pengeluaran untuk BBM saat lalu lintas normal dibandingkan dengan saat terjebak kemacetan, hilangnya pendapatan dan kerugian ekonomi lainya akibat kemacetan. Untuk menganalisis persepsi pengguna jalan terhadap dampak kemacetan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif sementara untuk menganalisis besarnya nilai kerugian akibat kemacetan menggunakan rumus menghitung nilai rata-rata. Adapun besar kerugian akibat kemacetan yaitu pengeluaran untuk pembelian BBM dalam kondisiĀ normal untuk pengguna mobil sebesar Rp 19.285,38 sedangkan motor sebesar Rp 7.217,86. Namun apabila mereka terjebak kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 29.428,46 per mobil dan Rp 13.175,71 per motor. Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 10.143,08 per mobil dan Rp 5.957,85 per motor. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan yang di tanggung setiap tahunnya untuk pemborosan BBM sebesar Rp. 5.742.896.274,00 per tahunnya di Kota Makassar. Dan untuk pendapatan sopir angkut yang hilang akibat kemacetan yaitu sebesar Rp. 6.654.319.372,8 per tahunnya.
Copyrights © 2021