Burnout mahasiswa dikarenakan beban akademik, kemampuan dalam berkomunikasi tidak asertif dengan teman, dosen dan keluarga sehingga dapat menurunkan minat belajar selama pandemic COVID-19. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan pola komunikasi dalam keluarga dengan kejadian burnout. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Sarjana dan Pasca Sarjana yang mengikuti pelatihan komunikasi asertif di kota Malang sebanyak 195 partisipan dengan teknik total sampling. Kuesioner yang digunakan yaitu data demografi, komunikasi dalam keluarga dan bunout pada mahasiswa. Tingkat pendidikan berhubungan signifikan dengan burnout (p-value = 0.022). Sebagian besar remaja memiliki burnout kategori rendah (85.1%). Pola komunikasi memiliki conversation orientation tinggi (55.9%) dan conformity orientation rendah (62.1%). Hasil uji korelasi yaitu terdapat hubungan bermakna antara conversational orientation dan conformity orientation dengan burnout pada mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki dimensi komunikasi conversational baik menunjukkan rendahnya burnout (p-value = 0.012). Mahasiswa yang memiliki dimensi komunikasi conformity baik menunjukkan rendahnya burnout (p-value = 0.013). Conversation orientation mempengaruhi keterbukaan, harga diri dan keberanian mahasiswa dalam menyampaikan pendapat sehingga burnout rendah.
Copyrights © 2022