Tulisan ini menjelaskan tentang tradisi menangkal wabah penyakit menular oleh etnis Buton Cia-Cia di pantai barat Kecamatan Huamual, Seram Bagian Barat, mengenalnya dengan istilah pikadawu. Penelitian ini adalah penelitian budaya dengan pendekatan diskriptif analisis kualitatif. Data diperoleh dari hasil studi pustaka, observasi dan wawancara mengunakan sistem purposif sampling, internal sampling dan snowball sampling. Selanjutnya data diolah dengan model analisis interaktif melalui tahap reduksi data, penjajian data, dan penarikan kesimpulan secara bersiklus sejak pengumpulan data lapangan hingga penulisan laporan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi ritual adat ini dilaksanakan setiap pergantian iklim, yakni musim Timur ke Barat. Di antara pergantian iklim itu di awali masa pancaroba. Pada masa laut tenang itulah, pikadawu dilaksanakan oleh para tetua adat. Ritual pikadawu juga diyakini tidak hanya bermanfaat untuk menagkal wabah penyakit menular, tetapi juga dapat menolak bala, melindungi tanaman kebun, perahu layar atau kapal motor dari segala marabahaya, serta menjadi media yang dapat mengusir ganguan makhluk- makhluk halus yang menyebakan sesorang kesurupan bahkan menjadi gila di dalam kehidupanya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber mendapatkan informasi menyebabkan sebagian masyarakat mulai meninggalkan tradisi ini.
Copyrights © 2022