Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yangdapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan danpenyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar. Jadiserat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihirolisis oleh enzim-enzim pencernaan.Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahanmakanan. Akhir-akhir ini adanya perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia menyebabkan berkurangnyakonsumsi sayuran dan buah-buahan hasil penelitian dan kajian diikuti juga terjadinya pergeseran atauperubahan pola penyakit penyebab mortalitas dan morbiditas di kalangan masyarakat, ditandai dengan denganperubahan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik. Secara nyatadialami masyarakat perkotaan yang sebagian masyarakatnya begitu mobil dan sibuk cenderung mengkonsumsimakanan siap saji, dan terjadi pergeseran pola makan dari tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemakke pola konsumsi rendah karbohidrat dan rendah serat, tinggi lemak dan tinggi protein. Hal inilah yangmenyebabkan tingginya kasus penyakit-penyakit seperti jantung koroner, kanker kolon (usus besar), dan penyakitdegeneratif lainnya di Indonesia.Meskipun tidak mengandung zat gizi, serat pangan menguntungkan bagi kesehatan yaitu berfungsimengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguangastrointestinal, kanker kolon, serta mengurangi tingkat kolesterol darah dan penyakit kardiovaskuler. Meskipunserat pangan memberikan efek positif terhadap kesehatan, namun juga memberikan efek negatif, sehinggaserat pangan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, sebagai acuan kebutuhan serat yang dianjurkan yaitu30 gram/hari
Copyrights © 2011