Epilepsi merupakan penyakit gangguan kronis pada otak yang tidak menular yang dapat mempengaruhi orang dari segala usia. OAE (obat antiepilepsi) merupakan terapi utama kebanyakan pasien epilepsi dengan tujuan keseluruhan adalah secara menyeluruh untuk mencegah terjadinya kejang tanpa menyebabkan efek samping. Salah satu ukuran manajemen terapi obat pada penyakit epilepsi adalah menurunnya/hilangnya kejang, sehingga frekwensi kejang menjadi salah satu ukuran pencapaian end outcome. Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross sectional yang dilakukan pada pasien epilepsi rawat jalan poli syaraf Rumah Sakit Universitas Airlangga, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kepatuhan menggunakan obat antiepilepsi dengan kejadian kejang pada pasien epilepsi. Tingkat kepatuhan konsumsi OAE pada penelitian ini menggunakan kuesioner MGLS (Morisky, Green, Levine adherence Scale). Tingkat kepatuhan berdasarkan kuesioner MGLS dibagi menjadi 3 tingkatan diantaranya patuh rendah, menengah atau sedang dan patuh tinggi. Kejadian kejang pada pasien epilepsi yang diamati adalah ada atau tidaknya kejang selama sebulan terakhir, yang datanya diperoleh dari wawancara pasien atau keluarganya serta dari diary seizure. Hasil penelitian dari 40 responden diketahui terdapat korelasi positif sedang antara tingkat kepatuhan yang diukur menggunakan kuesioner MGLS yang mayoritas patuh sedang dengan adanya kejadian kejang pada pasien epilepsi (r = 0,423 dengan nilai p = 0,006 <0,05).
Copyrights © 2021