Quagga
Vol 14, No 1 (2022): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi

Perbandingan Tingkat Keganasan Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Kematian pada Tikus Model Sepsis yang Diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase

Lisa Savitri (Universitas Kadiri)



Article Info

Publish Date
10 Jan 2022

Abstract

Sepsis dapat diperberat oleh peningkatan kuman yang multiresisten terhadap bermacam antibiotik, sehingga sangat diperlukan kombinasi antibiotik dalam penatalaksanaan sepsis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat keganasan bakteri berdasarkan lama waktu kematian pada tikus model sepsis yang diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. Tikus yang telah diadaptasikan diinjeksi pada bagian peritoniumnya dengan perlakuan kontrol normal, diinjeksi E. coli ESBL, dan diinjeksi K. pneumoniae carbapenemase. Tikus yang telah diinfeksi diamati selama 24 jam untuk diamati lama waktu kematiannya. Hasilnya adalah tikus kelompok kontrol dan tikus kelompok infeksi E.coli ESBL semuanya dapat bertahan hidup dalam kurun waktu hingga 24 jam, sedangkan kelompok tikus dengan infeksi K. pneumoniae carbapenemase hanya satu yang mampu bertahan hidup lebih dari 24 jam. Selain endotoksik dan gen ESBL yang dimiliki E.coli ESBL dan K. pneumoniae carbapenemase, peran lain yang berdampak pada kematian hewan coba adalah ketidakstabilan kardiovaskuler dan syok septik yang menyebabkan kematian pada infeksi bakteri. Tingkat kejadian mortalitas pada hewan coba tidak hanya bergantung pada jumlah endotoksin dan adanya gen ESBL pada bakteri, tetapi juga bergantung pada kemampuan tubuh masing-masing hewan coba dalam merespon infeksi oleh bakteri Gram negatif. Sepsis can be exacerbated by an increase in multi-resistant bacteria to various antibiotics, so a combination of antibiotics is needed in the management of sepsis. This study was conducted to compare the level of bacterial malignancy based on the length of time of death in sepsis model rats infected with Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. The adapted mice were injected into their peritoneum with normal control treatment, injected with E. coli ESBL, and injected with K. pneumoniae carbapenemase. Infected mice were observed for 24 hours to observe the length of time of death. The result was that the control group mice and the ESBL E. coli infection group all survived for up to 24 hours, while only one group of mice with K. pneumoniae carbapenemase infection survived more than 24 hours. In addition to the endotoxicity and ESBL genes possessed by E. coli ESBL and K. pneumoniae carbapenemase, other roles that have an impact on the mortality of experimental animals are cardiovascular instability and septic shock that cause death in bacterial infections. The incidence of mortality in experimental animals does not only depend on the amount of endotoxin and the presence of the ESBL gene in bacteria, but also depends on the body's ability of each experimental animal to respond to infection by Gram-negative bacteria.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

Publisher

Subject

Education

Description

The Quagga Journal (p-ISSN 1907-3089; e-ISSN 2615-5869) is a journal managed by the Biological Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education Universitas Kuningan (FKIP UNIKU). This journal is issued twice a year (January and July) publishing articles from analytical studies ...