Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk dalam mengatasi pertumbuhan penduduk dengan tujuan mencegah kehamilan. Salah satu masalah kesehatan masyarakat tersebut juga terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi suntik Cyclofem di Puskesmas Sangurara yang paling banyak yang menggunakan kontrasepsi suntik Cyclofem dibandingkan kontrasepsi lainnya. Data Dinkes Kota Palu Tahun 2017, penggunaan metode kontrasepsi suntik Cyclofem di wilayah kerja Puskesmas Sangurara yang tertinggi yaitu 45,2%. Tingginya penggunaan kontrasepsi suntik Cyclofem dipengaruhi beberapa faktor seperti paritas, pengetahuan serta dukungan pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi suntik Cyclofem di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah PUS yang menggunakan KB aktif. Sampel sebanyak 107 responden, Pengambilan sampel dilakukan secara Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil uji chi-square menunjukkan pengetahuan (p = 0,002), paritas (p = 0,026), dukungan pasangan (p = 0,013). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan paritas, pengetahuan dan dukungan pasangan dalam penggunaan kontrasepsi suntik Cyclofem di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Diharapkan tindakan dan keterampilan profesional petugas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Sangurara yang lebih kompleks agar memberikan penyuluhan dan promosi kepada masyarakat terutama pasangan usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi suntik.
Copyrights © 2018