Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
Vol 12 No 1 (2021): MEI 2021

KARAKTERISTIK DAYA APUNG DAN DAYA TAHAN PELET DARI LIMBAH BIOFLOK AKUAPONIK

Rory Hutagalung (Program Studi Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Meda Canti (Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Vivitri Dewi Prasasty (Program Studi Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Bryant Adelar (Program Studi Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Jeremy Oktavian (Program Studi Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
Arka Soewono (Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)



Article Info

Publish Date
30 Mar 2022

Abstract

Sistem akuaponik menggabungkan sistem akuakultur dan hidroponik dalam suatu sistem tertutup yang mengarah pada zero waste. Untuk menunjang proses sirkulasi nutrien digunakan sistem flok dimana sisa pakan diolah oleh konsorsium mikroorganisme menjadi bioflok yang dapat digunakan ikan sebagai pakan tambahan dan sisanya dialirkan ke tanaman. Namun produksi bioflok umumnya berlebih. Sisa bioflok tersebut potensial digunakan untuk bahan dasar biopelet dengan menggunakan perekat yang tepat. Tujuan penelitian adalah untuk memanfaatkan sisa bioflok sebagai bahan dasar biopelet dengan menggunakan perekat yang tepat pada kadar air yang sesuai. Produksi biopelet diujicoba dengan menggunakan berbagai metode dan berbagai perekat, yakni tepung kanji, tepung terigu, gelatin, alginat, dedak, dan tepung tapioka. Rancangan faktorial digunakan untuk menguji perlakuan jenis perekat, komposisi bioflok/perekat, dan kadar air. Kualitas biopelet diuji melalui daya apung dan daya tahan. Sisa bioflok berhasil digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan biopelet. Tepung tapioka dan dedak merupakan perekat terbaik dengan penggunaan mesin penggiling yang dimodifikasi dengan pisau baling-baling di bagian depannya agar mempermudah proses pemotongan. Untuk daya apung, komposisi antara bioflok/perekat 5:5 pada kadar air 13% menunjukkan hasil tertinggi, baik dengan menggunakan tepung tapioka maupun dedak. Untuk daya tahan, nilai tertinggi juga dihasilkan oleh komposisi bioflok/perekat 5:5, dengan syarat menggunakan perekat tepung tapioka dan kadar air 16%.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

jtpk

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Education Library & Information Science

Description

Tujuan Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan yaitu menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi perikanan dan kelautan antara lain: teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja kelautan, akustik dan instrumentasi, teknologi kapal perikanan, teknologi pengolahan ...