Penelitian ini bertujuan memahami dinamika psikologis konflik komunal yang terjadi dalam pengusahaan peternakan babi di pemukiman padat penduduk dalam perspektif psikologi komunitas. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber data terdiri dari empat belas responden, terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda yang berkonflik dengan komunitas peternak babi dan tokoh pengusaha peternakan babi. Sumber data dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas hasil penelitian diuji menggunakan expert review dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik komunitas dalam pengusahaan peternakan babi di pemukiman padat penduduk disebabkan oleh: (a) kepadatan penduduk yang dapat memicu munculnya stres lingkungan, (b) keterbatasan sumber daya yang menyebabkan pencemaran yang berasal dari limbah padat, cair, dan gas, (c) kesadaran baru yang muncul dari nilai-nilai agama, kebersihan, dan kesehatan yang berpengaruh kepada komunitas, serta (d) kecemburuan sosial dan rendahnya stabilitas emosi. Konsep rukun dalam budaya Jawa mengandung nilai-nilai tenggang rasa, empati, dan menahan diri untuk menghindari konflik. Konsep tersebut perlu terus dilestarikan sebagai modal sosial dalam merekatkan komunitas dalam kehidupan bersama. Karena belum terdapat resolusi konflik yang komprehensif dalam aspek psikologi, maka penelitian ini dapat menjadi bahan untuk ditindak lanjuti dengan program intervensi psikologi dalam pengembangan komunitas pasca konflik yang telah terjadi.Kata kunci: konflik komunitas, kepadatan penduduk, pengusahaan ternak babi, budaya Jawa
Copyrights © 2011