Kulit bawang merah mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan. Kekuatan antioksidan dapat dipengaruhi oleh metode ekstraksi, baik dengan pemanasan ataupun tanpa pemanasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah metode ekstraksi panas dapat menurunkan kekuatan antioksidan dari senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam kulit bawang merah (Allium cepa L.). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode ekstraksi refluks dan sokletasi dengan menggunakan pelarut metanol dan pengujian aktivitas antioksidan dari kulit bawang merah dengan menggunakan metode DPPH. Rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode refluks diperoleh sebanyak 20,34% sedangkan rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode sokletasi diperoleh sebanyak 19,65%. Ekstrak metanol kulit bawang merah dengan metode refluks dan sokletasi mengandung senyawa flavonoid, fenol, saponin, alkaloid dan tanin. Aktivitas antioksidan dari lebih kuat yaitu sebesar 7,953 mg/L sedangkan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol sokletasi kulit bawang merah yaitu sebesar 10,650 mg/L. Kedua hasil ini termasuk ke dalam kategori antioksidan yang sangat kuat. Metode refluks lebih baik digunakan sebagai metode ekstraksi untuk uji aktivitas antioksidan walaupun metode ekstraksi refluks menggunakan pemanasan.
Copyrights © 2022