Tutik Tutik
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati Bandar Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PELARUT ETANOL DAN N-HEKSANA EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) PADA BAKTERI Propionibacterium acne Gusti Made Artawan; Selvi Marcellia; Tutik Tutik
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2022): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i2.5497

Abstract

Jerawat (Acne vulgaris) merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaceous, hal ini terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran minyak. Daun kemangi mempunyai golongan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antibakteri alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri serta menentukan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) ekstrak etanol dan n-heksana daun kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap bakteri Propionibacterium acne. Daun kemangi diekstrak dengan menggunakan metode ultrasonik, konsentrasi ekstrak daun kemangi yang digunakan adalah 1%, 5%, 10%, dan 15%. Hasil uji antibakteri ekstrak daun kemangi dengan pelarut etanol dan n-heksana menunjukan KHM pada masing masing pelarut adalah 1%, dengan besar daya hambat ekstrak etanol 10,5 dan besar daya hambat ekstrak n-heksana 8,7, dimana keduanya dikategorikan dalam kategori sedang. Sedangkan konsentrasi paling baik adalah 15% dengan diameter rata-rata zona hambat terbesar ekstrak etanol yaitu 13,4. Ekstrak daun kemangi memiliki efek antibakteri, semakin tinggi konsentrasi daun kemangi, semakin luas zona hambatnya. Analisis data menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan adanya perbedaan bermakna antara setiap kelompok perlakuan P>0,05.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN NANGKA (Artocarpus Heterophyllus L.) TERHADAP Candida albicans Reza Pebriyani; Selvi Marcellia; Tutik Tutik
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 4 (2021): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v8i4.5266

Abstract

Infeksi opurtunistik daninfeksi kandidiasis vaginalis berupa infeksi genetalia pada perempuan dengan gejala rasa gatal, pedih dan disertai keputihan disebabkan oleh Candida albicans.Daun Nangka (Artocarpus Heteropullus L.) mengandung senyawa kimia yang bermanfaat antara lain adalah flavonoid, alkaloid, saponin, steroid dan tanin yang berfungsi sebagai antifungi. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi paling efektif ekstrak Daun Nangka (Artocarpus Heteropullus L.) dalam menghambat  Candida albicans. Ektraksi daun nangka menggunakan metode perkolasi dengan pelarut etil asetat. Hasil ekstrasi di uji antifungi dengan metode difusi cakram kemudian dianalisis. Hasil ekstraksi diperoleh rendemen ekstrak daun nangka sebesar 13,621%. Hasil uji aktivitas antifungi diperoleh daya hambat paling efektif pada konsentrasi 100% sebesar 8,525 kategori sedang.  Analisis data menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P<0,05. Kesimpulan penelitian ekstrak etil asetat daun nangka memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dengan konsentrasi efektif 80% dan 100% dengan zona hambat sebesar 5,25 dan 8,525 tergolong kategori sedang.
PENGARUH METODE EKSTRAKSI PANAS TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Novia Tapalina; Tutik Tutik; Gusti Ayu Rai Saputri
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2022): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i1.5830

Abstract

Kulit bawang merah mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan. Kekuatan antioksidan dapat dipengaruhi oleh metode ekstraksi, baik dengan pemanasan ataupun tanpa pemanasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah metode ekstraksi panas dapat menurunkan kekuatan antioksidan dari senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam kulit bawang merah (Allium cepa L.). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode ekstraksi refluks dan sokletasi dengan menggunakan pelarut metanol dan pengujian aktivitas antioksidan dari kulit bawang merah dengan menggunakan metode DPPH. Rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode refluks diperoleh sebanyak 20,34% sedangkan rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode sokletasi diperoleh sebanyak 19,65%. Ekstrak metanol kulit bawang merah dengan metode refluks dan sokletasi mengandung senyawa flavonoid, fenol, saponin, alkaloid dan tanin. Aktivitas antioksidan dari lebih kuat yaitu sebesar 7,953 mg/L sedangkan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol sokletasi kulit bawang merah yaitu sebesar 10,650 mg/L. Kedua hasil ini termasuk ke dalam kategori antioksidan yang sangat kuat. Metode refluks lebih baik digunakan sebagai metode ekstraksi untuk uji aktivitas antioksidan walaupun metode ekstraksi refluks menggunakan pemanasan.