Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia karena dapat menyebabkan kematian. Pencegahan terhadap peningkatan kasus TB paru tersebut diperlukan adanya keterlibatan keluarga sebagai deteksi dini dan pelaksana perawatan TB Paru di rumah. Melihat hal tersebut diperlukan kemandirian keluarga, karena keluarga mempunyai tugas dalam penanganan masalah kesehatan di rumah (Padila, 2012). Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dengan jenis penelitian korelasional. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Arcamanik Kota Bandung pada bulan Januari 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Arcamanik berjumlah 34 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan TB paru sebanyak 34 keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kemandirian keluarga dengan p value 1.000 . Hasil penelitian menunjukan Faktor pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan dan perilaku tenaga kesehatan tidak berhubungan dengan tingkat kemandirian keluarga pasien TB Paru, hal tersebut bisa disebabkan karena pengukuran tingkat kemandirian meliputi banyak aspek. Jika dilihat dari tabulasi silang, ada keluarga yang memiliki pengetahuan baik namun tingkat kemandirian di kategori kurang baik, begitupun sebaliknya ada keluarga yang memiliki pengetahuan kurang baik namun memiliki tingkat kemandirian di kategori mandiri, artinya pengetahuan saja tidak cukup untuk menjadikan keluarga mandiri dalam merawat pasien TB Paru.
Copyrights © 2020