AbstractThe high number of tourists visiting Indonesia certainly has a positive impact on state revenues. Gresik Regency, East Java Province is considered to be a district that is successful in managing tourism potential in its area. Meanwhile, Giri Village is one of the villages that has received serious attention from the Gresik Regency government to be developed as a religious tourism village. However, the Gresik Regency Government still faces many obstacles, the most important problem is coordination between stakeholders regarding media promotion or information and transportation and management, this is because Giri Village still gets the title of a village in Gresik Regency. Therefore, the purpose of this study was to determine the policy problem in the Development of Religious Tourism in Giri Village, Kebomas District, Gresik Regency, East Java. This study uses a descriptive qualitative research method, with the object of research on policy formulation. The results of this study indicate that the policies made cannot represent the needs of the human resources that are there both in terms of economic, social, and cultural. There are several stakeholder groups involved in it, but there are no standard policies and separate policies between the Giri Village government, cemetery managers, and mosque managers.Keywords: Tourism Village, management, formulationAbstrakTingginya jumlah wisatawan yang berkunjung di Indonesia tentu saja memberikan dampak positif pada pendapatan negara. Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur dinilai menjadi kabupaten yang berhasil dalam mengelola potensi wisata yang ada di daerahnya. Sementara itu, Desa Giri adalah salah satu desa yang mendapat perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Gresik untuk dikembangkan sebagai desa wisata religi. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Gresik masih banyak menghadapi kendala, masalah yang paling utama adalah kordinasi antar stakeholder terkait media promosi atau informasi dan transportansi serta pengelolaan, hal ini disebabkan Desa Giri masih mendapat predikat desa kumuh yang ada di Kabupaten Gresik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui masalah kebijakan dalam Pengembangan Wisata Religi di Desa Giri Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, dengan obyek penelitian pada tahapan formulasi kebijakan (perumusan kebijakan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan yang dibuat tidak bisa mewakili kebutuhan sumber daya manusia yang ada disana baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sehingga terdapat beberapa kelompok stakeholder yang terlibat didalamnya namun tidak terikat pada satu kebijakan yang baku dan menghasilkan kebijakan-kebijakan tersendiri baik itu antara pemerintah Desa Giri, pengelola makam, dan pengelola masjid.Kata Kunci: Desa Wisata, manajemen, formulasi DOI : https://doi.org/10.33005/jdg.v12i1.2824
Copyrights © 2022