Jurnal Hubungan Internasional
Vol 6, No 1 (2017)

Pemikiran Johan Galtung tentang Kekerasan dalam Perspektif Feminisme

Linda Dwi Eriyanti (Universitas Jember)



Article Info

Publish Date
17 Jan 2018

Abstract

This article aims to analyze the gender aspects in Johan Galtung thought about Violence. Johan Galtung conception of violence, namely, direct violence, structural violence, and cultural violence was comprehensive enough to observe violence at all levels, including gender-based violence. The issue of violence appeal to feminists because of violence against women is a mechanism of subordination of women. Violence against women has an impact not only for women victims but also women in general, which ultimately in the lives of women always feel threatened by numerous acts of violence in public and private sphere. Using the sociology of knowledge, this article seeks the connection between Johan Galtung’s thought and his life background. The research method is a qualitative method with literature study used secondary data. This article found that there are similarities between Johan Galtung thought with numerous streams of feminism that ever existed. Telling about direct violence, Johan Galtung puts women at enmity with men on one hand. On the other hand, the structure and culture of patriarchy that have existed in society also become violent themselves. In its efforts to realize peace, Johan Galtung wants the equality between the sexes, where there are cooperation and a balance of roles between men and women who all of them lead to the peace process. Artikel ini bertujuan untuk menganalisa aspek gender dalam pemikiran Johan Galtung tentang kekerasan. Konsep kekerasan Johan Galtung yang meliputi kekerasan langsung, kekerasan struktural, dan kekerasan kultural, cukup komprehensif untuk melihat kekerasan di semua tingkat, termasuk kekerasan berbasis gender. Isu kekerasan menarik bagi feminis karena kekerasan terhadap perempuan merupakan mekanisme subordinasi perempuan. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya berdampak pada korban, tapi juga perempuan pada umumnya, yang pada akhirnya dalam kehidupan perempuan selalu merasa terancam oleh berbagai tindakan kekerasan di ranah publik dan privat. Dengan menggunakan sosiologi pengetahuan, artikel ini mencoba menganalisis hubungan antara Johan Galtung dan latar belakang kehidupannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan studi literatur menggunakan data sekunder. Penelitian ini menemukan bahwa ada kesamaan antara pemikiran Johan Galtung dengan berbagai aliran feminisme yang pernah ada. Berbicara tentang kekerasan langsung, Johan Galtung menempatkan perempuan berhadapan dengan laki-laki yang merupakan pelaku kekerasan. Di sisi lain, struktur dan budaya patriarki yang ada di masyarakat juga merupakan bentuk kekerasan, di mana struktur yang keras, dilegitimasi oleh budaya kekerasan menciptakan lingkungan yang penuh kekerasan. Dalam upayanya mewujudkan perdamaian, Johan Galtung menginginkan persamaan antara jenis kelamin, di mana ada kerjasama dan keseimbangan peran antara pria dan wanita yang semuanya mengarah pada proses perdamaian.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

jhi

Publisher

Subject

Languange, Linguistic, Communication & Media Library & Information Science

Description

Jurnal Hubungan Internasional (JHI) is a biannual journal published by Department of International Relations, Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia collaborates with Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional ...