Air asam tambang (AAT) memiliki dampak negatif yang harus dikelola karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengganggu operasional pertambangan. Air asam tambang mengandung logam-logam berat terlarut yang berbahaya bagi ekosistem. Bakteri pereduksi sulfat (BPS) dapat digunakan dalam bioremediasi air asam tambang. Penelitian ini menganalisis pH, C-organik dan BPS yang tumbuh di sedimen air asam tambang batubara dan beberapa ekosistem lain, serta menganalisis C/N rasio dan pH dari substrat organik potensial. Tujuan penelitian adalah pemulihan AAT dengan pengayaan BPS indigenous dan penambahan substrat organik. Ekosistem yang diamati adalah sedimen AAT, lumpur sawah, sedimen mangrove, sedimen situ, sedimen selokan, dan tanah rhizosfer. Substrat organik yang diujikan berupa kompos eceng gondok, campuran lumpur sawah dengan serbuk gergajian kayu, kompos tandan kosong kelapa sawit (TKS), pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, limbah pabrik susu, serta campurannya. Hasil penelitian menunjukkan BPS dapat ditemukan di semua ekosistem yang diteliti pada kisaran 5,85E+2 – 1,26E+5 MPN-unit/BKT. Nilai C/N rasio dengan variasi 9,23 - 89,5 memiliki korelasi negatif terhadap peningkatan pH. Pemberian substrat organik dengan konsentrasi 3, 5, 7 dan 10% membantu BPS dalam meningkatkan pH AAT hingga melebihi 6 dan menurunkan Fe sebesar 88,18 – 97,27%. Populasi BPRS tertinggi diperoleh pada perlakuan campuran TKS dan kotoran ayam dengan populasi 2,41E+12 MPN-unit/BKT.
Copyrights © 2022