Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan


BENTUK PENYAJIAN GENDANG REBANA SERE DI DESA ULUSADDANG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN PINRANG

Ika Adriana Halid (Universitas Negeri Makassar)
Andi Ihsan (Unknown)



Article Info

Publish Date
29 Jun 2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran Gendang Rebana Sere pada pesta pernikahan di Desa Ulusaddang Kecamatan lembang Kabupaten Pinrang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini yakni: (1) Latar belakang munculnya gendang rebana sere di Desa Ulusaddang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, (2) Bentuk penyajian gendang rebana sere pada pesta pernikahan di Desa Ulusaddang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) awal munculnya gendang rebana sere ketika masa sallang simula (Islam pertama) sudah ada di daerah tersebut sekitar tahun 1935-1940 sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia yang diciptakan oleh Ambe’ Ngarra. (2) Bentuk penyajian gendang rebana sere yaitu: Pelaku berjumlah 10 orang terdiri dari 6 orang penari dan 4 orang pemusik. Ragam gerak terdiri atas 4 yaitu Mappatabe’ I, Mappatabe’ II, Mammesa, Mappatabe’ III. Pola lantai membentuk garis lurus dan lengkung. Iringan atau musik menggunakan gendang sebanyak 4 buah dengan ukuran yang berbeda. Busana yang digunakan yaitu passapu, jas tutu’, barocci dan lipa’ sabbe. Rias yang digunakan penari adalah rias natural. Tempat pertunjukan gendang rebana sere dilakukan sebanyak 3 kali sesuai dengan permintaan kedua belah pihak keluarga. Adapun properti yang digunakan yaitu rebana kecil yang digunakan penari dari awal sampai akhir pertunjukan. Kata Kunci: Gendang Rebana Sere, Bentuk Penyajian, Desa Ulusaddang AbstractThis study aims to provide an overview of the Sere Rebana Drum at a wedding in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency. The method used is a descriptive qualitative research method with data collection techniques carried out by observation, interviews and documentation. The main problems in this study are: (1) The background of the emergence of the sere tambourine drum in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency, (2) The presentation of the sere tambourine drum at a wedding in Ulusaddang Village, Lembang District, Pinrang Regency. From the results of the study, it is known that: (1) the beginning of the emergence of the rebana sere drum when the sallang simula (first Islam) period existed in the area around 1935-1940 before the Independence of the Republic of Indonesia which was created by Ambe' Ngarra. (2) The form of presentation of the drum tambourine sere, namely: The actors are 10 people consisting of 6 dancers and 4 musicians. The range of motion consists of 4, namely Mappatabe 'I, Mappatabe' II, Mammesa, Mappatabe' III. The floor pattern forms straight and curved lines. Accompaniment or music using 4 drums of different sizes. The clothes used are passapu, tutu', barocci and lipa' sabbe. The makeup used by dancers is natural makeup. The venue for the Sere drum tambourine performance is performed 3 times according to the request of the two families. The property used is a small tambourine used by dancers from the beginning to the end of the performance. Keywords: Gendang Rebana Sere, Form of Presentation, Ulusaddang Village

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

botinglangi

Publisher

Subject

Arts Education Other

Description

Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan diterbitkan oleh Jurusan Seni Pertunjukan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Boting Langi menerbitkan karya ilmiah hasil penelitian seni dan pendidikan seni. Redaksi menerima artikel belum pernah dipublikasikan di media lain dengan format ...