ABSTRACTThailand is a country known for its political instability. As such, Thai students are arguably one of the most influential groups in Thai politics. Since the Siamese Revolution of 1932, Thailand has faced 19 coups and 20 constitutional changes. The country is caught in a vicious cycle of coups and revolutions, with its political institutions facing reform from a wave of democratization and military takeovers. By using qualitative methods and using the Social Movement concept, this article discusses the pattern of the Thai Protest 2020 movement which is a social movement by students, activists, and students in Thailand who demand monarchical reform and resistance to military domination. The results show that Thai Protest 2020 has not succeeded in bringing about change in Thailand due to the lack of strategy and tactics due to the absence of a clear bureaucratic system during the movement.Keywords: Thai Protest 2020, Social movements, monarchy, ThailandABSTRAKThailand merupakan negara yang terkenal dengan ketidakstabilan politiknya. Oleh karenanya, mahasiswa Thailand dapat dikatakan sebagai salah satu kelompok paling berpengaruh dalam politik Thailand. Sejak Revolusi Siam 1932, Thailand telah menghadapi 19 kudeta dan 20 perubahan konstitusi. Negara ini terjebak dalam lingkaran setan kudeta dan revolusi dengan institusi politiknya menghadapi reformasi dari gelombang demokratisasi dan pengambilalihan militer. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan konseptualisasi gerakan sosial, penelitian ini membahas mengenai pola gerakan Thai Protest 2020 yang merupakan gerakan sosial oleh mahasiswa, aktivis, hingga pelajar di Thailand yang menuntut reformasi monarki dan perlawanan terhadap dominasi militer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Thai Protest 2020 belum berhasil membawa perubahan di Thailand akibat kurangnya strategi dan taktik dikarenakan tidak adanya sistem birokratisasi yang jelas selama gerakan.Kata Kunci: Thai Protest 2020, Gerakan sosial, monarki, Thailand
Copyrights © 2022